Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Guna mengoptimalkan fungsi intermediasi, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) terus memperhatikan kecukupan likuiditas dan laju pertumbuhan kredit.
Pada akhir kuartal IV 2015, Perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN mencapai Rp 60,3 triliun, tumbuh 13% dari periode yang sama tahun lalu Rp 53,3 triliun. Sementara, tingkat rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) mencapai 97%.
“Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi dan pinjaman bilateral, total pendanaan mencapai Rp 65,6 triliun atau meningkat 7% secara tahunan atau year on year (yoy), dan rasio likuiditas BTPN berada di 89%, sangat kuat dan sehat,” kata direktur utama BTPN Jerry Ng dalam keterangan resminya.
Selain itu, pertumbuhan yang moderat di sisi kredit, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 8% yoy dari Rp 75 triliun menjadi Rp 81 triliun pada 31 Desember 2015. Adapun rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23,8%.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, hingga akhir Desember 2015, BTPN mencatat laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 1,7 triliun, lebih rendah 9% dari periode tahun lalu sebesar Rp 1,87 triliun.
“Jika tidak memperhitungkan investasi baru senilai Rp 380 miliar, laba kami sejatinya tumbuh positif. Ke depan, BTPN akan terus menyelaraskan obyektif jangka pendek berupa kinerja yang baik dan jangka panjang yakni melakukan investasi untuk menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan,” tutup Jerry.
Di sisi lain, pada tahun lalu, BTPN telah menanamkan investasi baru sebesar Rp 380 miliar. Dana tesebut antara lain digunakan untuk inovasi membuat terobosan dalam memudahkan akses masyarakat ke perbankan melalui pengembangan infrastruktur, jaringan, dan teknologi.
Investasi tersebut meningkat 478% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. “Biaya operasional kami tentu meningkat. Namun kami yakin, investasi ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi bisnis kami di masa mendatang,” pungkas Jerry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News