kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,63   -8,92   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPK melandai, perbankan berbondong terbitkan surat utang


Rabu, 02 Oktober 2019 / 20:27 WIB
DPK melandai, perbankan berbondong terbitkan surat utang
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Bank Negara Indonesia (BNI)


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

Adapula PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR, anggota indeks Kompas100) yang ambil langkah serupa. Perseroan juga baru saja menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III/2019 senilai Rp 248 miliar. Ini merupakan lanjutan penerbitan obligasi yang telah dilakukan perseroan sejak 2017.

Total penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BJB senilai Rp 3,50 triliun. Tahap I/2017 telah diterbitkan Rp 1,5 triliun, kemudian Tahap II/2018 diterbitkan Rp 1,752 triliun. “Seluruh hasil penjualan Obligasi I BJB akan digunakan untuk ekspansi kredit kami,” kata Corporate Secretary BJB Muhammad Asadi Budiman kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Suku bunga turun, BRI berupaya sesuaikan bunga kredit

Sedangkan Obligasi Tahap III/2019 ini juga menawarkan tiga seri. Seri A senilai Rp 66 miliar dengan kupon tetap 8,25% dan tenor 3 tahun. Seri B senilai Rp 108 miliar berkupon tetap 8,50% dan tenor 5 tahun. Dan terakhir Seri C senilai Rp 74 miliar dengan kupon 8,75% dan tenor 7 tahun. Kupon seluruh seri akan dibayarkan triwulanan.

Per Agustus 2019, DPK perseroan juga baru tumbuh 5,3% (yoy) menjadi Rp 86,49 triliun. Sementara deposito perseroan tumbuh lebih rendah sebesar 4,9% (yoy) menjadi Rp 48,94 triliun di akhir Agustus 2019. “Mulai tahun depan kami juga rencananya akan kembali menerbitkan obligasi dengan nilai Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Penggunaannya juga masih sama untuk ekspansi kredit,” lanjut Asadi.

Sementara dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tercatat beberapa bank lainnya juga telah menerbitkan surat utang di akhir triwulan III/2019 ini. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) misalnya menerbitkan Negotiable Certificate Deposit (NCD) III/2019 dengan nilai total Rp 2,39 triliun.

Ada lima seri yang ditawarkan perseroan. Seri A senilai Rp 430 miliar dengan kupon 6,306% dan tenor 3 bulan. Seri B senilai Rp 250 miliar dengan kupon 6,500% dan tenor 6 bulan, Seri C senilai Rp 50 miliar dengan kupon 6,599% dan tenor 9 bulan. Seri D senilai Rp 1,60 triliun dengan kupon 6,698% dan tenor 12 bulan. Terakhir Seri E senilai Rp 60 miliar dengan kupon 6,798% dan tenor 12 bulan.

Baca Juga: Perkuat ketahanan pangan, Bank Mandiri dan Pertamina bangun sentra pengolahan beras

“Dampak penerbitan NCD ini yakni untuk menunjang pengembangan bisnis emiten khususnya dalam ekspansi kredit,” kata Corporate Secretary BNI Meilana dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Kemudian ada PT Bank Bukopin Tbk (BBKP, anggota indeks Kompas100) yang menerbitkan Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp 480,40 miliar. EBA perseroan berasal dari kumpulan tagihan kredit pensiunan perseroan yang dialihkan kelas A1 (EBA A1). Surat utang ini menawarkan kupon sebesar 9,25% yang akan dibayarkan triwulanan dengan masa tenor selama 3 tahun.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×