Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) baru saja memenuhi panggilan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dalam undangan rapat dengar pendapat (RDP) dengan agenda evaluasi kinerja 2017, rencana kerja 2018, perkembangan pemanfaatan dana pinjaman dari China Development Bank (CCB) serta kasus pembobolan dana nasabah.
Rapat yang dibuka oleh Wakil Ketua Komisi XI Achmad Hafisz Tohir membeberkan kinerja BRI sepanjang tahun 2017. Sesuai dengan pemaparan kinerja keuangan kuartal IV 2017, laba bersih BRI mencapai Rp 29,4 triliun, penyaluran kredit Rp 739 triliun tumbuh 11,4% year on year (yoy).
“Total aset meningkat 12,9% yoy menjadi Rp 1.126,3 triliun. Peningkatan aset itu disebabkan kredit tumbuh 11,4%,” jelas Achmad Hafisz saat membuka RDP, Kamis (19/4).
Suprajarto, Direktur Utama BRI menjelaskan, kinerja sepanjang tahun 2017 sangat baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Di tahun 2018, BRI optimistis bisa kembali meraih pertumbuhan kinerja.
“Kredit ditargetkan tumbuh 12,5% yoy dengan kualitas dijaga di level 2,1%, pertumbuhan simpanan akan tumbuh 11% yoy,” jelas Suprajarto.
Terkait pinjaman CCB, Suprajarto menjelaskan sejauh ini pinjaman masih dapat dikelola dengan baik. Pinjaman ini sangat bermanfaat untuk melakukan pembiayaan yang sifatnya jangka panjang seperti infrastruktur karena memiliki tenor 10 tahun.
Selain itu, CCB juga digunakan sebagai sumber pendanaan diluar DPK yang aman karena tanpa menggunakan jaminan serta aset negara apapun.
Penjelasan kasus skimming dilakukan oleh Indra Utoyo selaku Direktur Operasional dan IT BRI. Menurutnya, kasus pencurian data nasabah melalui modus skimming sudah berlangsung lama.
Pun, pihaknya sudah melakukan beberapa tindak pencegahan seperti meningkatkan sistem digital dan keamanan, sosialisasi kepada nasabah serta migrasi kartu berbasis magnetic stripe ke berstandar chip. Mitigasi tersebut dipercaya dapat menekan angka kejahatan ini.
“Kita terus berlomba berinovasi dengan para pelaku skimming. Ini sifatnya dinamis kita harus terus berusaha untuk menghindari celah masuknya kejahatan ini,” jelas Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News