Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua bank plat merah yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyebut sampai dengan Oktober 2018 penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) masih tumbuh.
Direktur Konsumer BTN Budi Satria menuturkan kredit konsumer BTN yang didominasi KPR tercatat masih tumbuh 19,13% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 164 triliun. Jumlah tersebut relatif masih tak jauh berbeda dengan peningkatan yang terjadi pada bulan sebelumnya.
Padahal, pertumbuhan kredit pemilikan rumah dan apartemen (KPR/KPA) sampai Oktober 2018 tercatat naik 13,9% secara tahunan berdasarkan data Bank Indonesia (BI). Jumlah tersebut, cenderung lebih pelan dibandingkan kenaikan bulan sebelumnya pada September 2018 yang sempat naik 14,5% secara yoy.
Budi menilai, ke depan pihaknya masih optimistis KPR akan tumbuh baik. Walaupun, mungkin penjualan unit yang terjadi bakal lebih banyak pada kisaran harga di bawah Rp 1 miliar.
"Tahun depan kami optimistis KPR masih akan tumbuh dengan baik, walaupun mungkin penjualan akan lebih banyak pada range harga di bawah Rp 1 miliar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/12).
Alasannya menurut BTN antara lain, tahun depan efek dari relaksasi loan to value (LTV) oleh BI dan relaksasi ATMR oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mulai terasa.
Apalagi pemerintah saat ini juga sedang mempersiapkan skema pembiayaan perumahan bagi Aparat Sipil Negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri. "Begitu juga backlog perumahan yang masih cukup besar dan terus bertambah tiap tahunnya," katanya.
Paling tidak, bank bersandi emiten bursa BBTN ini memprediksi pihaknya dapat mencetak pertumbuhan KPR hingga 15% dibandingkan realisasi di tahun ini.
Di sisi lain, BNI mengatakan penyaluran KPR sampai dengan Oktober 2018 secara year to date (ytd) telah naik sebesar Rp 9 triliun dengan total portofolio sebesar Rp 39,7 triliun alias tumbuh 7% secara ytd.
Vice President Consumer Lending BNI Egos Mahar mengatakan realisasi tersebut relatif lebih besar dari periode bulan sebelumnya. Sebab per Oktober 2018 KPR BNI tumbuh 9,5% yoy sementara di bulan sebelumnya realisasi KPR naik 9,1% yoy.
Namun, Egos mengatakan prospek KPR di tahun 2019 diprediksi cenderung stagnan, dengan adanya agenda pemilu dan kecenderungan kenaikan tren suku bunga di tahun depan.
"KPR BNI optimistis tumbuh 10-%-11% dibandingkan tahun 2018," ujarnya. Alasannya, saat menjelang tutup tahun ini permintaan KPR di industri memang turun dan otomatis market menjadi lebih lambat.
Menurutnya, bunga KPR di BNI yang sampai saat ini masih dijaga rendah ditambah dengan stimulus relaksasi LTV BI juga belum terlalu berdampak. Nah, dari kacamata bankir menurutnya saat ini memang investasi di properti agak dihindari oleh nasabah besar lantaran harga rumah sekarang belum banyak bergerak.
"Belum besar dampaknya (LTV) perkiraan saya karena saat ini investasi di properti agak dihindari oleh nasabah-nasabah besar karena kurang likuid dan harga cenderung stagnan," sambungnya.
Menurutnya perlambatan ini masih akan terus berlanjut sampai tahun depan, dikarenakan BNI dan pasar masih menunggu kepastian ekonomi dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News