kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, Kripto dan Mobile Banking Jadi Target Utama Serangan Siber di Tahun Depan


Kamis, 23 Desember 2021 / 00:34 WIB
Duh, Kripto dan Mobile Banking Jadi Target Utama Serangan Siber di Tahun Depan
ILUSTRASI. Representations of virtual cryptocurrencies are seen in this illustration taken November 28, 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pandemi mempercepat digitalisasi. Di sisi lain, para penjahat siber juga terus berkembang. Serangan ransomware mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mengancam ribuan organisasi di seluruh dunia dan bahkan menyandera infrastruktur penting.

Mereka semakin canggih dalam melakukan serangan siber dengan menargetkan berbagai perusahaan dari berbagai industri.

“Survei terbaru kami menemukan, perusahaan di Asia-Pasifik menjaga keamanan data secara komprehensif sebagai tantangan teratas. Terlebih saat memperluas kemampuan karyawan bekerja dari rumah,” jelas Field Chief Security Officer Palo Alto Networks Asia Pacifik dan Jepang, Ian Lim, dalam keterangannya, awal pekan ini.

Dalam laporan terbarunya, Palo Alto Networks juga mengungkapkan lima prediksi keamanan siber di tahun 2022.

Pertama, meroketnya mata uang kripto seperti bitcoin. Saat ini mendorong cara baru penjahat siber dalam melakukan serangan siber di tahun mendatang.

Sifat mata uang kripto yang terdesentralisasi menawarkan anonimitas dan perlindungan identitas penjahat siber. Apalagi mata uang tidak terikat dengan bank sentral. Walhasil, sulit bagi regulator melakukan pelacakan.

Kedua, dengan semakin kaburnya batas antara fisik dan digital, siapa atau apa yang kita percayai akan semakin mempengaruhi keamanan siber kita. Penyerang siber sekarang memiliki ruang gerak yang semakin luas.

Ketiga, perekonomian API (application programming interface) mendorong era baru dari penipuan dan eksploitasi digital. Ketergantungan yang lebih besar pada layanan digital menghadirkan lebih banyak peluang bagi penjahat siber dalam melakukan pencurian identitas, penipuan, dan pengumpulan data yang tidak sah.

Keempat, penyerang akan menargetkan infrastruktur digital penting dari negara-negara. Akan muncul berbagai serangan yang semakin besar dan berani di tahun-tahun mendatang.

Kelima, tenaga kerja atau karyawan di perusahaan semakin membutuhkan solusi tanpa batas, termasuk solusi keamanan siber. Efek work from home (WFH), solusi untuk mendukung karyawan tentunya semakin diperlukan.

“Bekerja secara remote atau WFH menjadi perluasan dan menjadi pemicu bisnis maupun tim TI untuk mengadopsi teknologi yang dibutuhkan, terutama tentang keamanan informasi,” ujar Country Manager Palo Alto Networks, Indonesia, Adi Rusli,

Kaspersky juga memprediksi hal serupa. Perusahaan keamanan siber ini mengamati kelompok ancaman yang disponsori negara (state sponsored). Mereka menargetkan industri cryptocurrency di tahun 2022.

Laporan ‘Cyberthreats to Financial Organizations in 2022’ Kaspersky, menyatakan pelaku kejahatan siber juga tidak ingin tertinggal di belakang dan beradaptasi demi mengejar keuntungan. Sama seperti Palo Alto, kripto juga menjadi target serangan berdasarkan penelitan Kaspersky.

Target serangan ke mata uang kripto semakin tumbuh. Cryptocurrency adalah aset digital dan semua transaksi dilakukan secara online.

Kripto menawarkan anonimitas kepada pengguna. Ini adalah fitur menarik untuk para kelompok kejahatan siber. Aktor ancaman yang disponsori negara turut menargetkan industri ini.

Fenomena mobile banking yang telah didorong oleh pandemi juga semakin lebih matang. Pakar Kaspersky memprediksi lebih banyak trojan mobile banking untuk platform Android, Proyek implan Android lokal dan regional akan bergerak secara global, menyebar serangan ke Eropa Barat dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Dmitry Bestuzhev, Head of Global Research and Analysis Team (GReAT) Kaspersky di Amerika Latin menyatakan, tahun ini merupakan tantangan bagi banyak organisasi. Mulai menangani akses jarak jauh untuk karyawan ad-hoc, menambal sistem perangkat keras yang terhubung ke internet untuk menahan serangan ransomware.

Sangat penting membangun prinsip utama dalam lanskap ancaman finansial yang berkembang dan berbagi keahlian para ahli untuk membantu bisnis menjadi lebih siap. Sehingga mereka memahami cara melindungi dari ancaman yang telah disebutkan sebelumnya.” kata Dmitry, pekan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×