kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Mandiri: Kredit produktif di mayoritas provinsi membaik per April 2021


Rabu, 07 Juli 2021 / 11:25 WIB
Ekonom Bank Mandiri: Kredit produktif di mayoritas provinsi membaik per April 2021
ILUSTRASI. Aktivitas nasabah di salah satu bank anggota Himbara di Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja kredit produktif yang terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi menunjukkan perbaikan. Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, kredit produktif ke lapangan usaha perbankan nasional terkontraksi -3,3% yoy pada April lebih baik dibandingkan penurunan 4,8% yoy pada Maret 2021. 

Ia menyebut berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) terbaru, tujuh provinsi mengalami penurunan penyaluran kredit produktif selama April 2021, lebih sedikit dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai delapan provinsi. Provinsi Aceh menjadi provinsi dengan kinerja penyaluran kredit produktif terendah pada April 2021, yaitu terkontraksi sebesar -11,5% yoy, lebih rendah dari kontraksi -12,8% yoy pada Maret 2021.

“Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan pertumbuhan kredit produktif tertinggi pada April 2021, yaitu sebesar 27,4% yoy. Dari sisi kualitas kredit, provinsi dengan Non-Performing Loan (NPL) tertinggi adalah Lampung yaitu sebesar 8,1%,” papar Andry dalam risetnya pada Rabu (7/7). 

Lanjutnya, sembilan dari 17 sektor usaha masih mengalami penurunan penyaluran kredit pada April 2021. Berdasarkan lapangan usaha, kredit ke sektor listrik, air, dan gas serta sektor perantara keuangan terkontraksi paling dalam pada April 2021, yaitu sebesar -21,1% yoy. Disusul oleh sektor pertambangan sebesar -12,6% yoy. 

Baca Juga: Ada PPKM Darurat, OJK proyeksi kredit perbankan akan tumbuh 5%-7% tahun ini

Sedangkan sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan kredit positif tertinggi pada April 2021 adalah sektor perikanan yang meningkat 14,0% yoy, disusul oleh sektor jasa kemasyarakatan sebesar 13,1% yoy, dan sektor transportasi, pergudangan dan informasi sebesar 11,1% yoy per April 2021.

“Adapun NPL kredit produktif pada April 2021 sebesar 3,7%, cenderung tetap dibandingkan bulan sebelumnya. Sektor-sektor dengan NPL tertinggi adalah sektor pertambangan sebesar 7,7% pada April 2021 dibandingkan 7,5% pada Maret 2021. Disusul oleh sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman sebesar 6,0% pada April 2021 bandingkan 6,0% pada Maret 2021,” tambahnya.

Sebaliknya, sektor-sektor dengan NPL terendah adalah sektor administrasi pemerintahan sebesar 0,01% dibandingkan 0,01% pada Maret 2021. Disusul oleh sektor jasa kesehatan sebesar 0,9% dibandingkan  0,9% pada Maret 2021.

Ia melihat total penyaluran kredit perbankan pada April 2021 tercatat membaik, terlihat dari terkontraksi penyaluran kredit yang lebih kecil, yakni sebesar -2,3% yoy. Kontraksi penyaluran kredit menunjukkan proses pemulihan perekonomian mulai berjalan yang mendorong permintaan kredit secara perlahan.

“Sebagai tambahan, Bank Indonesia (BI) menyatakan penyaluran kredit perbankan kembali membaik pada Mei 2021 dengan kontraksi yang mengecil, yaitu sebesar -1,3% yoy. Meskipun demikian, data detail penyaluran kredit perbankan selama Mei 2021 belum tersedia,” tuturnya. 

Namun demikian, ia bilang laju pemulihan permintaan kredit kemungkinan besar terganggu akibat peningkatan pesat kasus Covid-19 yang selalu diatas 20 ribu kasus per hari sejak bulan Juni 2021. Pertumbuhan kredit kemungkinan bisa lebih rendah dari perkiraan awal kami yaitu sebesar 5% pada tahun 2021. 

“Peningkatan kasus Covid-19 seperti yang terjadi saat ini adalah faktor resiko terbesar karena akan mengakibatkan laju pemulihan ekonomi terhambat akibat restriksi mobilitas, konsumen menahan belanja dan juga kegiatan produksi menurun. Bercermin pada pengalaman kenaikan kasus Covid-19 pada bulan Januari 2021 setelah periode libur Natal dan Tahun Baru, diperlukan waktu tiga bulan untuk menurunkan kasus harian mencapai angka normal sebanyak 5000-6000 kasus per hari,” pungkasnya.

Selanjutnya: Pandemi Covid-19 gerus bisnis kartu kredit perbankan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×