kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Ekonom: BI lebih fokus ke Fasbi ketimbang BI rate


Selasa, 11 September 2012 / 18:14 WIB
Ekonom: BI lebih fokus ke Fasbi ketimbang BI rate
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah di kantor cabang BCA Tangerang Selatan./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Puncak inflasi tahun ini telah terjadi di Agustus lalu. Ke depan, inflasi diperkirakan bakal semakin melandai. Makanya, para ekonom memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali menahan suku bunga acuannya di level 5,75%. Ekonom juga memperkirakan, BI akan lebih memanfaatkan instrumen moneter lainnya seperti menaikkan suku bunga Fasbi.

Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuannya di posisi saat ini setidaknya sampai semester I tahun 2013. Menurut Eric dalam kondisi seperti ini BI rate bukanlah instrumen yang efektif untuk diterapkan. "Tidak ada urgensi BI untuk menaikkan BI rate karena inflasi terkendali," ujarnya Selasa (11/9).

Ia menambahkan, untuk mengendalikan sektor moneter, BI akan lebih banyak menggunakan instrumen moneter di luar BI rate seperti term deposit maupun Fasbi. Seperti diketahui, Agustus lalu BI telah menaikkan suku bunga Fasbi dari 3,75% menjadi 4%.

Bunga Fasbi

Menurutnya, BI masih perlu menaikkan Fasbi untuk mengerem pertumbuhan kredit. Hanya saja, menurut dia, kebijakan untuk menaikkan suku bunga Fasbi tidak selalu pada saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Nah, untuk September ini, ia memperkirakan BI akan kembali menaikkan suku bunga Fasbi 25 basis poin menjadi 4,25%.

Ekonom BCA David Sumual juga sepakat BI tak akan menaikkan suku bunga acuannya, dan akan menggunakan instrumen moneter lainnya. Menurutnya, sangat mungkin suku bunga Fasbi naik, mengingat tekanan rupiah masih cukup tinggi dan neraca transaksi berjalan masih defisit.

Nah, dalam kondisi seperti ini, David bilang instrumen Fasbi bisa menjadi instrumen pengimbang. Menurut David, biasanya selisih antara Fasbi dengan BI rate sekitar 100 basis poin. Artinya, masih ada peluang atau ruang kenaikan Fasbi sekitar 75 basis poin.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti juga berpendapat, sangat mungkin BI menaikkan suku bunga Fasbi. Menurutnya, setidaknya ada dua alasan bagi BI untuk menaikkan Fasbi. Pertama, neraca pembayaran masih defisit, sehingga butuh tambahan suplai dollar karena tingginya kebutuhan dollar untuk impor. Alasan kedua, kata Destry kredit masih tumbuh tinggi terutama kredit sektor otomotif dan properti masih cukup tinggi, sehingga perlu sedikit direm.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih menambahkan peluang BI untuk menaikkan suku bunga Fasbi cukup besar. Sebab, "Kelihatannya perbankan masih agresif untuk menyalurkan kredit, sehingga BI perlu sedikit mengerem dengan menaikkan Fasbi," ungkapnya.

Dalam pandangannya, selisih antara BI rate dengan Fasbi dalam kondisi normal sekitar 100 basis poin. Dengan posisi BI rate 5,75%, dan posisi Fasbi 4%, artinya masih ada selisih 175 basis poin. Artinya, "Masih ada ruang kenaikan Fasbi 75 basis poin sampai akhir tahun," kata Lana.

Destry bilang, kenaikan suku bunga Fasbi bakal mendongkrak imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN). Selanjutnya, kenaikan imbal hasil ini bakal menyedot investasi dari asing.

Jika tekanan defisit neraca pembayaran dan pertumbuhan masih tinggi, Destry memperkirakan BI akan menaikkan Fasbi. Hanya saja, menurutnya, BI belum akan melakukan penyesuaian suku bunga Fasbi dalam 1 - 2 bulan ini.

BI butuh waktu dalam dua bulan ke depan untuk melihat dampak dari rangkaian kebijakan moneter yang telah dikeluarkan seperti kenaikan Fasbi pada Agustus dan kebijakan Loan to Value (LTV) pada bulan sebelumnya. "Fasbi akan naik tapi mungkin momentumnya belum sekarang," ujar Destry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×