kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Ekonom : BI rate jangan naik dulu


Kamis, 03 Maret 2011 / 09:14 WIB
Ekonom : BI rate jangan naik dulu
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pangkalpinang mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh atau 'thermoscan' di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat, (24/1/2020). Sejumlah Bandara di Indonesia memasang alat pemindai suhu


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Ekonom Aviliani menyarankan agar Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan suku bunga acuan atau BI rate yang saat ini sebesar 6,75%, dalam waktu dekat. Kalaupun perlu menaikkan maksimal hanya 25 basis poin menjadi 7%. Alasannya, jika BI rate tinggi, arus modal asing yang masuk (capital inflow) akan semakin deras, sehingga ongkos untuk menstabilkan nilai tukar rupiah pun akan semakin mahal.

"BI perlu menahan BI rate 6,75% sampai bulan Juli," kata Aviliani, Rabu (2/3). Juli 2011 dinilai sebagai waktu yang tepat menaikan BI rate, karena saat itu bukan masa panen, dimana akan terjadi inflasi yang tinggi.

Tak hanya itu, ekonom Tony Prasetiantono mengungkapkan jika inflasi masih tinggi BI perlu menaikkan suku bunga 25 bps atau menjadi 7%. Namun disisi lain, Tony yakin kalau inflasi pada tahun ini bisa menurun ke 6%-6,5%.

Sebelumnya, bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps atau 0,25% menjadi 6,75%. Untuk sementara ini inflasi Februari year on year (YoY) turun menjadi 6,84% dari sebelumnya 7,02% .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×