kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom Indef Ungkap Persaingan Dompet Digital Tak Seketat 2 Tahun Belakangan


Selasa, 25 Juli 2023 / 08:08 WIB
Ekonom Indef Ungkap Persaingan Dompet Digital Tak Seketat 2 Tahun Belakangan
ILUSTRASI. GoTo - kontan kilas online


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri dompet digital di Tanah Air bakal semakin ketat, namun tidak seketat satu hingga dua tahun belakangan lantaran hadirnya layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari lini perbankan. Namun, ini bukan menjadi hambatan bagi pemain dompet digital untuk terus bersaing.

Digital Economy Researcher Indef Nailul Huda menyampaikan, hadirnya layanan QRIS membuat persaingan dompet digital bertambah, di mana industri perbankan terus mengembangkan fitur pembayaran instan melalui QRIS.

“Tapi jika melihat penggunaan dompet digital saya rasa persaingannya masih di tiga pemain dengan masing-masing ekosistemnya,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/7).

Baca Juga: Gopay Bikin Aplikasi Sendiri, Persaingan Dompet Digital Bakal Semakin Sengit

Huda menyebutkan, tiga pesaing tersebut di antaranya Gopay dengan ekosistem Gojek dan Tokopedia (GoTo), OVO dengan ekosistem bersama Grab dan Shopeepay yang tergabung dalam ekosistem Shopee E-Commerce.

“Ketiganya saya rasa masih menjadi pemain yang dominan. Ke depan, saya rasa perkembangannya akan cukup signifikan namun memang tidak secepat satu sampai dua tahun ke belakang,” sebutnya.

Dia bilang, kehadiran aplikasi Gopay memberikan nuansa baru, dimana penggunaan Gopay tidak bergantung lagi dengan ekosistem Gojek dan bisa mengembangkan ekosistemnya sendiri.

“Penggunaan Gopay tidak tergantung lagi dengan ekosistem Gojek namun bisa mengembangkan ekosistem sendiri yang saya rasa juga menghadirkan pangsa pasar baru bagi ekosistem GoTo,” terangnya.

Baca Juga: Industri Dompet Digital Tetap Catatkan Pertumbuhan Positif pada 2023

Terlepas dari ketiga pemain dompet digital tersebut, platform e-wallet PT Astra Digital Arta atau AstraPay juga tak kalah bersaing. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna hingga transaksi yang tampak meningkat signifikan.

Chief Marketing Officer AstraPay Reny Futsy Yama menyebutkan bahwa saat ini jumlah pengguna AstraPay telah mencapai lebih dari 10 juta pengguna.

Gross transaction value (GTV) sudah mencapai Rp 51,8 triliun hingga Juni 2023,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/7).

Reni mengungkapkan bahwa AstraPay membidik target peningkatan jumlah pengguna dan jumlah transaksi (GTV) hingga akhir tahun 2023. Di mana masing-masing di targetkan sekitar 12 juta pengguna dengan jumlah transaksi Rp 70 triliun.

Baca Juga: Sukses Digelar: AstraPay Sanur Village 2023 Dikunjungi Puluhan Ribu Pengunjung

“AstraPay fokus kepada segmen pelanggan di ekosistem Astra, selain itu juga kepada pengguna transportasi umum, yang ingin mendapatkan berbagai kemudahan dan benefit dari produk-produk Astra. Hal ini yang tidak ada dipelaku e-money lain,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×