Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan tingkat bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (7DRRR) di level 6%, pengamat menyebut potensi penyusutan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan masih bakal berlanjut.
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono menyerukan, saat ini perbankan cenderung menetapkan tingkat suku bunga dan kredit tetap alias tidak berubah.
Memakai asumsi ini, maka NIM perbankan bisa saja menurun akibat penyesuaian tingkat bunga acuan yang naik cukup banyak di tahun 2018 lalu.
Apalagi, menurutnya kenaikan bunga acuan belum berada pada puncaknya. Artinya, ruang kenaikan bunga acuan masih cukup terbuka, dus peningkatan bunga perbankan baik dari sisi deposito maupun kredit masih akan berlanjut.
"Puncak kenaikan suku bunga acuan akan terjadi di triwulan IV 2019, hal ini sejalan dengan perubahan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dan The Fed Fund Rate," katanya.
Bila merujuk pada statistik perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat NIM bank umum terus mencatatkan penurunan.
Per akhir Desember 2018 lalu NIM perbankan berada di level 5,14% menurun cukup dalam dari 5,32% di tahun 2017. Bila dirinci berdasarkan kelasnya, hanya BUKU I yang mencatatkan kenaikan NIM 5,5% di tahun 2017 akhir menjadi 5,6% di tahun 2018.
Sementara BUKU II turun dari 5,14% menjadi 5,08%, BUKU III dari tahun 2017 4,4% menjadi 4,22% dan BUKU IV susut dari 5,99% menjadi 5,78%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News