Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga pertengahan tahun, sejumlah perbankan menilai rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) membaik.
Salah satunya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang mengatakan per Semester I 2018 NPL sudah berada di posisi 2,76%.
Direktur BTN Nixon Napitupulu menjelaskan rasio tersebut akan turun signifikan pada awal kuartal III-2018 atau Juli 2018.
Pasalnya, mayoritas debitur macet besar BTN berencana untuk menyelesaikan utangnya dalam periode dua bulan mendatang. "Ada empat debitur besar yang NPL, tapi sudah proses akhir mungkin di bulan Juli bisa selesai," kata Nixon di Jakarta, Rabu (10/9).
Lebih lanjut, pihaknya mengatakan NPL tersebut berasal dari proyek properti yang telah lama mangkrak. Bila tak ada aral melintang, pada Juli 2018 NPL BTN sudah akan menurun ke level 2,6%.
Sementara itu, sampai dengan akhir tahun BTN optimistis rasio kredit macet dapat ditekan hingga ke level 2,5%.
Salah satu upaya BTN menekan NPL antara lain dengan melakukan rekalkulasi dan restrukturisasi debitur-debitur bermasalah.
Nixon juga mengungkap, sebagian besar NPL perseroan juga berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) non subsidi, serta kredit pemilikan apartemen (KPA) dengan ticket size di kisaran Rp 1 miliar per unit.
Hal ini dikarenakan sampai akhir semester I-2018, permintaan KPA cenderung memburuk, utamanya dikarenakan minat beli masyarakat menurun.
"Kami lakukan proses relaksasi di beberapa produk, termasuk restrukturisasi rumah-rumah yang NPL. Kami permudah syaratnya dan yang masih bagus kami perpanjang tenor dan turunkan sedikit bunga jatuh temponya. Lebih tidak dapat untung sedikit daripada NPL," sambungnya.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyebut posisi NPL saat ini sudah berada jauh di bawah rata-rata industri. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan per akhir Juni 2018 diperkirakan NPL BCA berada di kisaran 1,4%-1,5%.
"NPL masih bertahan, tidak terlalu banyak bergerak masih di 1,4%-1,5%," ujarnya. Memang, bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2017 dan Maret 2018 posisi NPL BCA tidak banyak bergerak alias stabil di level 1,5%.
Lebih lanjut, meski kondisi ekonomi makro dan global tengah mengalami pengetatan. Jahja optimis NPL perbankan tidak akan secara langsung terpengaruh.
Dus, pihaknya optimistis sampai akhir tahun NPL dapat dijaga rendah dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga menilai sampai dengan Juni 2018 NPL perseroan cenderung menurun dibanding posisi Juni 2017 lalu.
Hanya saja, Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo belum dapat merinci secara detail besaran NPL saat ini.
"Posisi NPL BNI di kuartal II-2018 akan lebih baik dibanding tahun lalu yang berada di level 3,2%," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/7).
Lebih lanjut, Anggoro juga mengungkapkan dibandingkan posisi kuartal I 2018, per akhir Juni 2018 rasio kredit bermasalah BNI cenderung sudah menurun. Asal tahu saja, pada Maret 2018 lalu BNI mencatat NPL sebesar 2,3%.
Menurut Anggoro, meski saat ini tren suku bunga perbankan tengah mengalami peningkatan, hal tersebut tidak akan semerta-merta berimbas ke NPL. Pasalnya, masing-masing bank termasuk BNI sudah lebih selektif dalam menyalurkan kredit serta terukur sesuai kemampuan bank.
"Faktor lain, kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih tumbuh secara sehat dan juga ditopang oleh tren kenaikan sejumlah harga komoditas yang akan membantu debitur di sektor tersebut," imbuhnya.
BNI optimistis, pada Semester II 2018 ini pihaknya akan mencatat perbaikan NPL dibandingkan periode-periode sebelumnya.
Sebelumnya, perseroan menargetkan rasio kredit bermasalah akan terjaga di level 2,3% per akhir Desember 2018. Posisi tersebut praktis dijaga stabil dibanding akhir tahun 2017 lalu.
Sekadar informasi saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan per Mei 2018 posisi NPL perbankan berada di level 2,79%. Posisi tersebut relatif stabil dibanding bulan April 2018. Meski begitu, dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2018 rasio NPL perbankan mengalami peningkatan dari sebelumnya 2,75%.
Kendati demikian, OJK menyatakan sampai akhir tahun NPL perbankan akan mampu berada di level 2%. Seiring dengan membaiknya perekonomian dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News