Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
Ia mengakui, memang harga properti saat ini cenderung stagnan. Maka dari itu saatnya sektor perumahan harus bergerak di tengah gejolak pengaruh virus corona.
"Yang pasti diharapkan pertumbuhan kredit bisa meningkat karena tahun lalu pertumbuhan kredit perbankan sangat rendah yakni single digit. Idealnya harusnya bisa tumbuh double digit," ucap dia.
Hingga saat ini, pangsa pasar KPR Subsidi masih didominasi oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Data keuangan emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan bank tabungan ini menguasai 90,82% pasar KPR Subsidi per Desember 2019. Untuk pasar KPR secara keseluruhan, perseroan juga masih menduduki posisi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 40,19% per September 2019.
Sementara itu, Bank BTN pun memastikan bakal mendapatkan kuota KPR subsidi tambahan dari pemerintah dengan melalui skema penyaluran subsidi selisih bunga (SSB). Penambahan kuota KPR subsidi tersebut dalam rangka program stimulus pemerintah di sektor perumahan, sebagai dampak antisipasi wabah virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Utama BTN Pahala N Mansury mengatakan adanya tambahan kuota tersebut khususnya untuk rumah yang sudah jadi dan tambahan rumah yang ada pada tahun ini. "Jadi harapan kita dengan program stimulus dan tambahan rumah bersubsidi tentunya pertumbuhan bagi kita untuk rumah bersubsidi akan sedikit lebih baik. Nominal fixed belum ada, masih menunggu dari keputusan penambahan kuota bersubsidi," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/2).
Pahala menjelaskan, jumlah kuota KPR subsidi dalam bentuk SSB diperkirakan mencapai lebih dari 100 ribu unit rumah. Dia berharap, dengan adanya kuota tambahan tersebut pertumbuhan KPR subisidi akan lebih positif. "Artinya kita tidak ada revisi target, jadi ini akan lebih baik pertumbuhannya untuk rumah subsidi. Total, penyaluran kredit pada tahun ini bisa tumbuh 9,5%," kata dia.
Baca Juga: Perbankan pelat merah gencar melakukan digitalisasi penyaluran KPR
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan mengucurkan anggaran Rp 1,5 triliun untuk perumahan dengan rincian Rp 800 miliar berupa subsidi bunga dan Rp 700 miliar berupa subsidi uang muka.
Dengan demikian, dari jumlah penyaluran KPR 330.000 unit, eksisting FLPP sebanyak 88.000, dan BP2BT 67.000 unit, sehingga ada tambahan sebanyak 175.000 unit dan ini dilaksanakan oleh bank umum maupun kementerian PUPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News