kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,28   -1,45%
  • KOMPAS100 1.139   -20,31   -1,75%
  • LQ45 902   -17,89   -1,94%
  • ISSI 224   -1,99   -0,88%
  • IDX30 464   -10,38   -2,19%
  • IDXHIDIV20 561   -11,39   -1,99%
  • IDX80 130   -2,32   -1,75%
  • IDXV30 139   -1,79   -1,27%
  • IDXQ30 155   -2,80   -1,77%

Ekonomi melambat, trade finance BNI tumbuh 29,9%


Senin, 25 Januari 2016 / 16:48 WIB
Ekonomi melambat, trade finance BNI tumbuh 29,9%


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ditengah perlambatan ekonomi domestik dan global, pendapatan bisnis BNI dari trade finance justru tumbuh 29,9% menjadi Rp 846 miliar. Total transaksi ekspor-impor melalui BNI mencapai US$ 29,23 miliar. Khusus untuk transaksi ekspor berhasil tumbuh 13,8% menjadi US$ 17,1 miliar.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, peningkatan pendapatan trade finance pada tahun 2015 merupakan dampak dari perbaikan layanan di internal BNI. Dengan kualitas layanan yang lebih baik, banyak nasabah yang semula berpindah ke bank lain kembali menggunakan jasa layanan BNI.

“Keberhasilan BNI meningkatkan pendapatan trade finance di tengah perlambatan ekonomi merupakan hasil kerja keras manajemen untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Alhamdulillah banyak nasabah yang kembali ke BNI,” kata Baiquni pada paparan kinerja BNI tahun 2015 di Jakarta, Senin (25/1).

Baiquni juga menjelaskan bahwa kinerja BNI selama 2015 terus membaik. Hal ini dapat dilihat dari indikasi pertumbuhan kredit yang tumbuh 17,5% menjadi Rp Penyaluran kredit perseroan tumbuh 17.5% menjadi Rp 326.1 triliun, dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 277.6 triliun.

Peningkatan kredit tersebut didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18.0% dari Rp 313.9 triliun (2014) menjadi Rp 370.4 triliun dan perkuatan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) menjadi 19,5% daripada tahun sebelumnya 16,2%. Dengan demikian, aset perseroan di tahun 2015 tumbuh hingga 22.1% menjadi Rp 508.6 triliun dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 416.6 triliun.

Terkait dengan laba bersih, Baiquni menegaskan, pada akhir tahun 2015 terjadi penurunan sebesar 15,9% menjadi Rp 9,1 triliun. Namun yang perlu dipahami, penurunan laba tersebut lebih disebabkan oleh tingkat kehati-hatian perseroan dalam mengelola risiko bisnis, sehingga tingkat pencadangan BNI naik 101.4% atau senilai Rp 7.3 triliun.

“Jika dilihat, laba bersih BNI di semester I 2015 sempat turun sampai 50%, namun di akhir tahun, kita berhasil memangkas tingkat penurunan itu menjadi 15,9%. Keberhasilan ini merupakan hasil dari penetrasi kredit dan peningkatan dana murah yang di atas industri, sehingga operasional perusahaan menjadi efisien,” ujarnya.

Laba sebelum pencadangan BNI juga meningkat 10,4% menjadi Rp 18.7 triliun, dibandingkan tahun 2014 senilai Rp 16.9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×