Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Rencana Bank Mandiri membuka kantor cabang atau subsidiary pada tahun 2012 di Malaysia bertepuk sebelah tangan. Penyebabnya, hingga tutup tahun kemarin, Bank Negara Malaysia (BNM), selaku regulator perbankan di Malaysia, belum memenuhi permintaan pengecualian pembukaan cabang Bank Mandiri di negeri jiran tersebut.
Mengingatkan saja, bank berlogo pita kuning emas ini telah mengirim permohonan pendirian cabang di Malaysia kepada BNM. Bank BUMN itu sudah tiga kali mengirim surat permohonan pada tahun 2012, yakni mulai dari April, Oktober dan awal Desember lalu.
Isi suratnya, manajemen Mandiri meminta agar modal awal pembukaan cabang sebesar RM 100 juta atau lebih rendah dibandingkan aturan BNM sebesar RM 300 juta. Setelah bisnisnya berjalan, Bank Mandiri akan memperkuat permodalan menjadi RM 300 juta.
Selain itu, Mandiri juga meminta ekspansi seluas-luasnya untuk pembukaan cabang di daerah dan jaringan ATM di publik area bukan di dalam kantor cabang. "Kami juga bingung, BNM belum merespons secara remi permintaan kami," ungkap Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri, akhir pekan lalu.
Tak heran, kondisi ini menjadikan manajemen Mandiri menuntut asas resiprokal. "Di sini sikap regulator dan pemerintah perlu mendorong asas resiprokal atau kesetaraan. Ini tidak fair, dalam bisnis perbankan itu harus terjadi resiprokal," jelasnya.
Di Indonesia, jumlah cabang bank asal Singapura dan Malaysia diperkirakan mencapai 1.100 cabang, sedangkan jaringan ATM sebanyak 3.000 unit. Sementara, bank asal Indonesia kesulitan membuka cabang di Malaysia.
Tarik ulur
Zulkifli menjelaskan, permintaan pelonggaran permodalan pendirian cabang di Malaysia karena pernah bertemu dengan Gubernur BNM Zeti Akhtar Aziz pada Desember 2011. Pada pertemuan itu, BNM menyatakan akan merevisi aturan perbankan tentang fleksibilitas pembukaan cabang sehingga memudahkan bank dari luar, seperti Bank mandiri bebas buka cabang. "Tapi, hingga saat ini BNM belum konkrit," terangnya.
Gubernur BNM juga pernah sesumbar pada kunjungan ke Indonesia di pertengahan Desember 2012 lalu, bahwa telah telah menerbitkan izin pembukaan cabang ke bank asing. Bank sentral Malaysia itu memberi izin ke bank-bank dari Jepang, Eropa, Timur Tengah, dan Indonesia, yakni Bank Mandiri. "Ini pertama kalinya kami memberikan lisensi kepada bank asal Indonesia," kata Zeti.
Namun, tetap saja Bank Mandiri belum bisa mendirikan cabang di Malaysia hingga saat ini. Tapi, manajemen Mandiri tidak akan turun semangat untuk mendapatkan izin tersebut.
Manajemen bank pelat merah ini akan menempuh berbagai cara untuk mendapatkan izin. Itu antara lain dengan terus mengirimkan surat ke BNM untuk bisa mendapatkan izin. "Di tahap awal, kami ingin melayani nasabah-nasabah asal Indonesia, berikutnya nasabah non-Indonesia," ucap Zulkifli. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News