Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan sukses mendongkrak transaksi digital banking di tengah pandemi. Agar tak kehilangan momentum, bank berpacu mengembangkan dan memperkuat layanan teknologi informasi (TI).
PT Bank Permata Tbk misalnya, meningkatkan belanja modal khusus pengembangan teknologi informasi tahun ini.
Director of Technology and Operation Bank Permata Abdy Salimin mengatakan, anggaran belanja modal tersebut bisa melebihi Rp 1,1 triliun.
"Kalau boleh saya kasih gambaran, tahun lalu capex kita ada sekitar Rp 1,1 triliun, mungkin tahun ini akan lebih besar karena masih banyak yang akan kami kerjakan," kata Abdy, pekan lalu.
Abdy menambahkan, Bank Permata terus berinovasi untuk mengembangkan teknologi digital sejak dua tahun lalu. Sebab perusahaan fokus untuk menyediakan layanan perbankan digital yang terjaga, cepat dan berkelanjutan bagi nasabah.
Baca Juga: Terus Meningkat, Transaksi Digital Banking Capai Rp 8.047,1 Triliun Per Februari 2022
Tak berbeda, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB misalnya, akan merilis super apps DIGI pada Mei 2022. Kemungkinan layanan tersebut akan rilis berbarengan dengan HUT Bank BJB.
Direktur Information Technology, Treasury & International Banking Bank BJB Rio Lanasier menuturkan super apps itu dibangun untuk mempermudah nasabah dan masyarakat mendapatkan layanan perbankan.
“Untuk capex super apps ini nilainya sebesar Rp 500 miliar yang digelontorkan secara berkesinambungan. Secara multiyears karena digitalisasi tak mungkin satu tahun satu titik. Targetnya, kita perkuat ekosistem, terutama ASN dan milenial digicash,” kata Rio.
Dia memastikan, perusahaan akan meningkatkan kapasitas hardware hingga 15 juta pengguna. Hal itu dilakukan berdasarkan pertumbuhan yang relatif cepat untuk pengguna layanan digital tersebut.
Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mengalokasikan belanja modal (capex) di kisaran Rp 7 triliun-Rp 8 triliun. Sebagian besar digunakan untuk penguatan saluran digital.
“BRI menganggarkan capex sekitar Rp 7 triliun-Rp 8 triliun setiap tahun dan 57% dari anggaran tersebut kami alokasikan untuk capex IT. Jadi kami sedemikian concern terhadap transformasi digital yang basisnya adalah teknologi informasi," kata Direktur Utama BRI Sunarso.
Baca Juga: Pamor Uang Kartal Meredup, Duit Lebaran Pakai Uang Elektronik
Pengalokasian itu sejalan dengan visi menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia pada 2025. Dalam mencapai visi tersebut, BRI terus memperkuat aspek digitalisasi untuk menghasilkan model bisnis baru.
Menurut Sunarso, model bisnis baru ini mengandalkan digitalisasi yang dipercaya dapat membawa efisiensi dalam operasional BRI Group. Saat ini, BRI menerapkan konsep hybrid bank yang memastikan masyarakat yang belum terlalu familiar terhadap digitalisasi bisa tetap terlayani.
Ada dua tujuan transformasi digital BRI. Pertama transformasi bisnis proses bagi induk maupun perusahaan anak mendapatkan proses bisnis yang lebih efisien dengan biaya yang lebih murah.
"Kemudian, yang kita digitalkan adalah digitalisasi business model. Jadi BRI terus create business model baru, bukan sekedar efisiensi tetapi create value baru,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News