kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat bank besar akan sinergikan e-money


Rabu, 25 Januari 2017 / 16:18 WIB
Empat bank besar akan sinergikan e-money


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Empat bank nasional terbesar akan memperluas sistem pembayaran non tunai melalui uang elektronik (e-money) ke dalam satu jaringan pada kuartal I 2017. Keempat bank tersebut yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, kerja sama ini terkait implementasi penandatangan nota kesepahaman (MoU) tentang interkonektivitas dan interoperasibilitas dalam rangka National Payment Gateway (NPG) yang dipelopori oleh Bank Indonesia (BI).

"Kami sudah tanda tangan MoU dengan Gubernur BI. Nanti empat bank buku IV ini diminta untuk memelopori platform untuk uang elektronik," tutur Kartika, Senin (23/1). Adapun untuk produk uang elektronik tersebut antara lain e-money milik Bank Mandiri, TapCash millik BNI, Brizzi BRI serta Flazz BCA.

Coorporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyebut, lewat sinergi ini diharapkan masing-masing bank dapat memperoleh keuntungan (fee based) dari setiap transaksi di masing-masing platform bank. Sebagai contoh, nantinya Bank Mandiri akan membuka peluang bagi kartu Flazz agar bisa digunakan di Gerbang Tol Otomatis (GTO) yang saat ini mayoritas dikuasai oleh Bank Mandiri.

Sebaliknya, layanan pembayaran parkir non tunai yang didominasi oleh Flaz BCA dapat menggunakan uang elektronik milik bank pelat merah. "Jadi mesin siapapun yang digunakan memakai kartu apapun, itu yang nanti akan mendapat fee dari tiap transaksi," ujar Rohan, Rabu (25/1).

Kartika berharap, lewat kerja sama ini, platform uang elektronik bisa seragam dan lebih efisien. "Bank lain kalau mau issue, tinggal issue saja. Kartu beda tapi bisa dipakai di mana saja. Jaringannya tetap pakai platform empat bank besar ini, cuma nanti ada transaction fee, karena capex (capital expenditure) kami yang bangun," imbuhnya.

Kartika menargetkan, rencana penggabungan sistem ini akan rampung dalam waktu dua bulan.

Sebagai informasi saja, hingga akhir Desember 2016 lalu, transaksi melalui e-money milik Bank Mandiri mencapai 30 juta transaksi dengan nominal Rp 300 miliar. Jumlah kartu yang diterbitkan sebanyak 8,8 juta kartu.

Sementara, Direktur BCA Santoso Liem menyebut, tidak hanya uang elektronik melainkan transaksi kartu debit pun nantinya akan terkoneksi dengan seluruh pemain di Indonesia. Hanya saja, berbeda dengan kartu debit, sistem (reader e-money) yang tersedia saat ini hanya terbatas untuk digunakan maksimal 10 jenis kartu.

"Maka dari itu Bank Indonesia membatasi ini. Artinya mereka yang mau ikut yang elektronik harus mengikuti batasan ini dan memakai platform yang sudah ada, diperkirakan ini memadai terhadap pemain uang elektronik berbasis kartu di Indonesia," tutur Santoso.

BCA optimistis dengan adanya interkonektivitas ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan perluasan transaksi Flazz BCA. Meski tidak menyebut target, Santoso yakin, pertumbuhan kartu Flazz dapat meningkat 1 juta per tahun.

Per akhir Desember 2016, Santoso mengatakan, jumlah pengguna uang elektronik BCA merupakan terbesar di Indonesia dengan jumlah kartu sebanyak 9,9 juta. Adapun, jumlah transaksi mencapai 10 juta dengan jumlah volume transaksi mencapai Rp 50 miliar per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×