Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau dikenal dengan Indonesia Eximbank berencana menerbitkan dan surat utang dengan total dana yang dibidik sebesar Rp 4,29 triliun. Nantinya masa penasaran umum surat utang ini berlangsung dari 15 April hingga 16 April 2019.
Dalam keterangan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menyebutkan bahwa surat utang yang ditawarkan Indonesia Eximbank terdapat dalam dua bentuk. Pertama, Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap IV Tahun 2019 dengan jumlah pokok Rp 3,85 triliun. Kemudian dalam bentuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap III Tahun 2019 dengan dana sukuk sebesar Rp 441,0 miliar.
Sekretaris Indonesia Eximbank Dyza Rochadi mengatakan dana yang dibidik dari penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk refinancing atau sebagai pinjaman baru untuk melunasi utang lama. Misalnya, untuk memenuhi kewajiban pembayaran surat utang jatuh tempo serta mendanai kegiatan usaha perusahaan.
Dari jumlah itu, sebenarnya perusahaan membidik total pendanaan sekitar Rp 30 triliun pada tahun 2019, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun valuta asing (valas). Di mana sebesar 10 triliun berasal dari penerbitan surat berharga.
“Strategi pendanaan sangat dipengaruhi oleh profil aset yang akan dibiayai serta mempertimbangkan situasi pasar. Hal ini untuk menentukan apakah pinjaman atau penerbitan surat berharga lebih tepat untuk dilakukan perusahaan,” kata Dyza kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/4).
Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia menyebutkan bahwa sumber dan penempatan dana Indonesia Eximbank berasal dari beberapa sumber, seperti penerbitan surat berharga, hibah dan dari penempatan dana oleh Bank Indonesia. Sementara pinjaman jangka pendek hingga jangka panjang bisa diperoleh dari pemerintah asing, lembaga multilateral, pemerintah, bank serta lembaga keuangan dari dalam dan luar negeri.
Berbagai sumber pendanaan itu diharapakan bisa meningkatkan pembiayaan Eximbank sebesar 2% pada tahun ini. Seperti diketahui, lini bisnis perusahaan hanya mencakup ekspor, penjaminan dan jasa konsultasi.
“Di tahun ini kami menargetkan pertumbuhan dari lini bisnis asuransi dan penjaminan masing-maisng sebesar 2% dan 25%,” ungkap Dyza.
Pihaknya masih optimistis target tersebut bisa terealisasi karena potensi bisnis pembiayaan ekspor masih baik. Terlebih, Eximbank tetap fokus menyalurkan pembiayaan kepada sektor yang mempunyai manfaat sosial tinggi, seperti sektor industri strategi yang mempunyai nilai tambah. Selain itu, perusahaan juga gencar melakukan penetrasi pasar ke negara non tradisional.
Asal tahu saja, penerbitan surat utang Rp 4,29 triliun merupakan bagian penawaran umum berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV dengan target dana Rp 26 triliun. Hingga saat ini mereka sudah menerbitkan surat berharga sebanyak tiga tahap dengan jumlah yang terdistribusi senilai Rp 6,24 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News