Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
Oleh karena itu, BTN akan mengeluarkan produk dan aktivitas baru dalam mendukung pertumbuhan pendapatan non bunga pada paruh kedua ini diantaranya produk kredit baru, produk pendanaan baru, aktivitas terkait e-channel dan aktivitas terkait bisnis wealth management.
Baca Juga: Semester I-2019, bisnis remitansi bank BUMN tumbuh cemerlang
Sedikit berbeda dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Pada paruh pertama perseroan justru mengalami penurunan pendapatan komisi sebesar 3,3% yoy.
Panji Irawan, Direktur Keuangan bank ini menjelaskan, penurunan terjadi karena tahun lalu pertumbuhannya cukup besar dengan adanya pendapatan komisi non recurring atas klaim pajak perseroan dikabulkan Mahkamah Agung.
"Apabila non-recurring FBI itu dikecualikan, maka sejatinya FBI tumbuh positif 5,5%. Adapun komponen FBI lain yang turun adalah keuntungan surat berharga karena tren suku bunga di smester I 2019 datar sehingga belum in favor of bonds portfolio." jelas Panji.
Baca Juga: Dorong fee based, BTN targetkan laba bersih Rp 2,6 triliun tahun ini
Hingga akhir tahun, Bank Mandiri memprediksi bisa membukukan FBI tumbuh sekitar 7%-9% sejalan dengan terus meningkatnya frekuensi dan volume/size transaksi produk serta layanan perseroan.
Panji memperkirakan potensi pertumbuhan FBI akan berasal dari provisi serta komisi kredit sindikasi dan layanan Cash Management. Perseroan melihat, permintaan kredit sindikasi di semester II ini juga masih signifikan seiring berlanjutnya pembangunan infrastruktur.
"Turunnya suku bunga akan membuat pasar surat berharga jadi bergairah sehingga potensi FBI transaksi dari semakin prospektif." tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News