kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Fintech iGrow Beberkan Faktor Utama yang Membuat Tingkat Kredit Macet Meningkat


Sabtu, 17 Agustus 2024 / 08:04 WIB
Fintech iGrow Beberkan Faktor Utama yang Membuat Tingkat Kredit Macet Meningkat
ILUSTRASI. Sidang mediasi antara iGrow Resources Indonesia dengan para lender di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) membeberkan faktor utama yang menyebabkan tingkat kredit macet perusahaan meningkat. Direktur Utama iGrow Edoardus Satya Adhiwardana menyebut selain faktor pandemi Covid-19, secara umum faktor yang menjadi pemicu kredit macet atau gagal bayar terjadi adalah hasil produksi pihak peminjam atau borrower tidak mencapai target yang diestimasikan.

"Saat ini, kami terus melakukan penyelesaian melalui koordinasi langsung dengan para borrower dan meminta update perkembangannya secara berkala," ucapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8).

Edoardus mencontohkan, sektor UMKM yang dibiayai melalui iGrow bergerak di bidang pertanian dan peternakan, yang mana terdapat beberapa kondisi alam yang tidak dapat dikontrol, seperti banjir dan kemarau panjang. Dengan demikian, menyebabkan produksi pertanian dan peternakan tidak berjalan sesuai dengan proyeksi.

Baca Juga: Sejumlah Fintech Lending Harus Tambah Modal

Contoh lainnya, yakni pada sektor peternakan, terutama peternakan sapi, terdapat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyebabkan banyak kematian hewan ternak sehingga memengaruhi kualitas atau kuantitas produksi pelaku UMKM.

Mengenai hal itu, Edoardus menyampaikan pihaknya juga senantiasa secara transparan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak regulator terkait dengan kredit macet yang terjadi di iGrow. Dia bilang pihaknya terus mengikut arahan-arahan yang diberikan regulator sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Edoardus menambahkan saat ini perusahaan sedang berfokus pada upaya penagihan pinjaman agar dapat memberikan penyelesaian yang optimal bagi lender dan memperbaiki angka keberhasilan pinjam-meminjam. 

Berdasarkan situs resmi perusahaan, iGrow mencatatkan TKB90 per 17 Agustus 2024 sebesar 53,44%.

Selanjutnya: Jumlah Penduduk Indonesia 2024 282 Juta, Simak Cara Cetak Kartu Keluarga Online

Menarik Dibaca: 7 Daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Telah Diakui UNESCO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×