kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Fintech P2P Gencar Mendapat Kucuran Dana dari Modal Ventura


Senin, 21 Maret 2022 / 19:13 WIB
Fintech P2P Gencar Mendapat Kucuran Dana dari Modal Ventura
ILUSTRASI. Financial Technology (Fintech).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Modal ventura masih gencar melakukan pendanaan ke Fintech P2P Lending. Artinya, fintech P2P Lending masih menjadi pilihan portofolio bagi investor.

Jika mengacu pada data DS Innovate, sepanjang 2021, nilai investasi yang disuntikkan pada industri fintech P2P lending mencapai sekitar US$ 235 juta. 

Adapun, fintech lending yang mendapatkan pendanaan besar tahun lalu ialah Kredivo dengan nilai US$ 226 miliar. 

Selanjutnya, ada Amartha yang menempati posisi kedua untuk pendanaan terbesar dengan nilai mencapai US$ 85,5 juta. Dilanjutkan dengan AwanTunai yang menempati posisi ketiga untuk pendanaan terbesar dengan nilai sekitar US$ 45 juta. 

Di posisi keempat, ada ALAMI yang merupakan salah satu fintech syariah dengan nilai investasi yang diterima sebesar US$ 37,5 juta.

CEO dan Founder PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) Andi Taufan Garuda Putra mengaku, perusahaan memang membuka peluang kolaborasi dengan banyak pihak untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan UMKM Indonesia melalui menyediaan akses permodalan. 

Baca Juga: Danareksa Finance Mulai Dorong Pembiayaan Lewat Platform Digital

"Kolaborasi tidak terbatas pada modal ventura saja, tetapi Amartha juga berupaya untuk menggaet institusi dari sektor perbankan untuk bersama-sama memajukan UMKM perempuan," ujar Andi kepada Kontan.co.id, Senin (21/3).

Di tahun 2021, beberapa modal ventura telah berkolaborasi dengan Amartha, diantaranya, Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures, Line Ventures, dan lainnya.

Menurut Andi, umumnya, investor tertarik bekerja sama dengan Amartha adalah karena Amartha memiliki konsep bisnis yang inovatif serta kesamaan value. 
Misalnya, Amartha berfokus pada pemberdayaan perempuan lewat UMKM, dengan menyediakan layanan keuangan yang bersifat inklusif. Value preposition ini tidak dimiliki oleh P2P lainnya dan menjadi daya tarik bagi investor. 

"Selain itu, Amartha juga terbukti mencatatkan performa keuangan yang baik dari tahun ke tahunnya, dengan pertumbuhan sekitar lebih dari dua kali lipat. Sehingga strategi utamanya tentu saja dengan meningkatkan kinerja keuangan yang baik, serta mengutamakan prinsip sustainability dalam setiap kebijakan yang diambil oleh perusahaan," jelasnya.

Sementara itu, Modalku yang menempati posisi keenam untuk pendanaan terbesar dengan nilai sekitar US$ 18 juta pada 2021, mengakui bahwa potensi industri pendanaan digital masih sangat besar untuk terus berkembang. 

Hal ini juga dipengaruhi oleh peningkatan kinerja platform pendanaan digital seperti Modalku serta kondisi pandemi COVID-19 yang mulai membaik.

Pada bulan Februari lalu, Grup Modalku juga telah memperoleh pendanaan Seri C+ sebesar US$ 144 juta yang dipimpin oleh SoftBank Vision Fund 2, dengan investor baru, antara lain VNG Corporation yang merupakan perusahaan teknologi raksasa dari Vietnam, Rapyd Ventures, investor global berbasis di Asia, EDBI; Indies Capital, K3 Ventures, dan Ascend Vietnam Ventures.

Selain itu, Grup Modalku juga memperoleh fasilitas dana pinjaman sebesar US$ 150 juta dari pendana institusi di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia yang sebagian telah dicairkan sejak 2021.

Selain investor yang sudah disebutkan, pendanaan Grup Modalku juga didukung oleh SoftBank Ventures Asia, Sequoia Capital India, Alpha JWC Ventures, SMBC Bank, BRI Ventures, Endeavour, SGInnovate, Qualgro, dan Golden Gate Ventures. 

Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku mengatakan, investor tertarik melakukan pendanaan di industri fintech karena saat ini terdapat kebutuhan market yang cukup menarik perhatian, yaitu adanya financing gap atau kesenjangan finansial sebesar US$ 300 miliar di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: OJK Cabut Izin UangTeman, Jumlah Pinjol Berizin Menjadi 102

"Solusi yang ditawarkan oleh pemain fintech, khususnya di sektor produktif dengan menyediakan akses pendanaan kepada UMKM yang berpotensi tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Hal ini juga didukung dengan perkembangan industri fintech yang terus bertumbuh selama beberapa tahun terakhir dan telah terbukti mendukung UMKM untuk bisa mengembangkan bisnisnya," jelas Reynold.

Bagi pihaknya, kepercayaan investor dan UMKM di Indonesia memiliki peran yang sama pentingnya. Maka dari itu, Modalku selalu berkomitmen kepada para investor untuk memajukan pertumbuhan bisnis kedepannya tanpa mengesampingkan kualitas pinjaman yang disalurkan.

"Di sisi yang lain, Modalku juga terus berupaya menggunakan sumber daya dengan efektif dan efisien, sehingga para investor dapat melihat pertumbuhan Modalku yang sehat, didukung dengan peningkatan di sisi pertumbuhan pendanaan dan juga peningkatan di rasio-rasio finansialnya," imbuh Reynold.

Setali tiga uang, perusahaan fintech P2P lending KoinWorks juga melihat di tahun 2022 ini, industri fintech masih mendapat kepercayaan yang baik dari modal ventura. Hal ini karena masa pemulihan ekonomi yang mulai stabil di tahun ini dapat mendorong pertumbuhan fintech.

"Selain itu sektor ini berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian digital nasional. Tidak hanya modal ventura asing, modal ventura BUMN pun bersemangat untuk mendanai fintech," kata Panca Prejapar, VP of Financial Institution KoinWorks.

Di awal 2022 ini, KoinWorks juga telah mendapat kucuran pendanaan seri C senilai Rp 1,6 triliun. Investor yang memberikan pendanaan yaitu MDI Ventures (perusahaan ventura Telkom Indonesia), Quona Capital, Triodos Investment Management, Saison Capital, ACV dan East Ventures.

Asal tahu saja, sepanjang 6 tahun berdiri, KoinWorks telah menerima tiga level putaran pendanaan yang diperoleh dari beberapa modal ventura. Funding seri A pada 2018 dari Mandiri Capital Indonesia, Gunung Sewu, Convergence Venture, Beeblebrox, dan Quona Capital.

Funding seri B di tahun 2019 dipimpin oleh EV Growth dan Quona Capital. Kemudian pada Januari 2022 KoinWorks meraih pendanaan seri C yang dipimpin oleh MDI Ventures.

Menurutnya, modal ventura tertarik berinvestasi pada fintech karena pertumbuhannya yang menjanjikan. Kemajuan ini didukung dengan pola kebiasaan masyarakat Indonesia yang telah bergeser ke digital dalam memenuhi kebutuhan keuangan maupun bertransaksi. 

Kemudian fintech khususnya yang memberikan layanan pendanaan juga dianggap mampu memberikan solusi untuk para pengusaha kecil dan menengah dalam mengakses kapital, sehingga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.

"KoinWorks melihat di masa mendatang layanan fintech akan semakin beragam dan segmen pasarnya semakin luas," ucap Panca.

Panca menjelaskan, KoinWorks merupakan fintech lending yang fokus memberikan akses pendanaan untuk UKM di Indonesia sekaligus menjadi financial partner para UKM. 
Melalui layanan ini, KoinWorks sekaligus memberikan dampak sosial bagi pelaku UKM secara keseluruhan. Sehingga investor melihat KoinWorks dapat memberikan impact yang nyata untuk perekonomian nasional, di samping terus bertumbuh sebagai startup. 

Tak hanya menawarkan produk pinjaman, KoinWorks secara konsisten berinovasi untuk menyediakan berbagai layanan untuk pengembangan bisnis dan personal yang dapat menjadi solusi untuk pengembangan bisnis dan diversifikasi aset perorangan.

"Selain itu KoinWorks berhasil meningkatkan penyaluran pinjaman dari tahun ke tahun dan berprinsip untuk memberikan pelayanan terbaik, yang merupakan strategi jangka panjang KoinWorks untuk menggaet para investor," ungkap Panca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×