kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Fintech Samir Sebut Sejumlah Faktor yang Dapat Sebabkan Tata Kelola Memburuk


Selasa, 11 November 2025 / 16:32 WIB
Fintech Samir Sebut Sejumlah Faktor yang Dapat Sebabkan Tata Kelola Memburuk
ILUSTRASI. Total pinjaman fintech mencapai Rp 80,07 triliun pada Februari 2025, tumbuh 31,06% dibanding Februari 2024. Sementara NPF fintech per Februari 2025 berada di 2,78%, menciut dari Februari tahun lalu yang masih di 2,95% tetapi naik secara bulanan.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menyampaikan terdapat sejumlah faktor yang dapat menyebabkan tata kelola memburuk. CEO Samir Yonathan Gautama mengatakan tata kelola dapat memburuk apabila transparansi berkurang, pengawasan internal lemah, atau keputusan bisnis didominasi kepentingan tertentu. 

"Oleh karena itu, Samir secara konsisten memperkuat fungsi audit internal, pelatihan kepatuhan, dan budaya integritas di seluruh level organisasi," ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/11/2025).

Baca Juga: Fintech Samir Manfaatkan Data Internal dan Eksternal untuk Penilaian Kelayakan Kredit

Yonathan menambahkan Samir selalu berupaya menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) di setiap aspek bisnis. Dia bilang prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan menjadi dasar Samir dalam mengambil keputusan dan menjalankan operasional.

"Kami juga menjaga kesehatan perusahaan melalui pengawasan keuangan yang ketat, manajemen risiko yang berimbang, serta kepatuhan terhadap regulasi OJK dan asosiasi industri," tuturnya.

Baca Juga: Fintech Samir Terapkan Jurus Ini untuk Mendorong Pembiayaan

Sementara itu, dalam melakukan penilaian kelayakan kredit atau credit scoring. Samir menggunakan kombinasi data, meliputi riwayat transaksi dan perilaku pembayaran di platform, kemudian data kependudukan dan verifikasi identitas berbasis elektronik Know Your Customer (e-KYC).

Selain itu, memanfaatkan juga data perbankan dan kredit melalui ekosistem resmi yang sesuai regulator, serta model machine learning berbasis perilaku pengguna dalam aplikasi.

Adapun Samir mencatatkan Tingkat Keberhasilan Bayar atau TKB90 sebesar 98,99% per November 2025. 

Baca Juga: Ini Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Fintech Samir hingga Akhir 2025

Selanjutnya: Saham Big Banks Kompak Melemah pada Perdagangan Selasa (11/11)

Menarik Dibaca: Harga Jual Emas Anting Sebelah, Apakah Nilainya Turun Drastis?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×