Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penerbitan obligasi perusahaan sepajang tahun ini diprediksi menurun dibandingkan tahun lalu. Presiden Direktur Fitch Ratings Indonesia, Baradita Katoppo mengatakan, hingga Agustus 2014, perusahaannya hanya mendapat mandat untuk pemeringkatan obligasi Rp 27 triliun dari 81 perusahaan.
Nilai pemeringkatan tersebut menurun 38% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 44 triliun. Menurut Bara, penurunan ini terkait dengan kenaikan suku bunga yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu dan berlangsungnya pemilihan presiden. "Sehingga banyak perusahaan yang menunda penerbitan obligasi," kata Bara kepada KONTAN, Jumat (29/8).
Bara mengatakan, tren penurunan penerbitan obligasi sebenarnya terlihat dari semester II tahun lalu dengan menurunnya perusahaan yang memberikan mandat untuk pemeringkatan obligasi. "Dampaknya, kami hanya mampu memperingkat rating dengan nilai Rp 57 triliun pada tahun lalu, menurun dibandingkan tahun 2012 yang bisa mencapai Rp 68 triliun," imbuh dia.
Dengan penurunan penerbitan obligasi, Bara pun tidak terlalu agresif dalam menetapkan target pada tahun ini. Pihaknya hanya menargetkan bisa memperoleh mandat pemeringkatan obligasi senilai Rp 40 triliun hingga akhir tahun nanti dengan penambahan 2 emiten - 4 emiten lagi dari jumlah emiten yang sudah memberi mandat saat ini.
Biarpun nilai mandat pemeringkatan obligasi turun pada delapan bulan pertama, Fitch Ratings masih mampu meningkatkan market share tahun ini. Hingga Agustus 2014, Bara bilang, Fitch Ratings bisa mencapai pangsa pasar 47% atau naik dari tahun sebelumnya 32%. Fitch Ratings menargetkan pangsa pasar 50% hingga akhir tahun ini.
Bara menyebut, kenaikan pangsa pasar ini ditopang oleh makin tingginya tingkat penerimaan pasar terhadap perusahaan. Selain itu, pihaknya juga terus berusaha untuk menerapkan standar yang tinggi dan transparan dalam pemeringkatan.
Sejauh ini, perusahaan yang memberikan mandat untuk memeringkat rating obligasi masih bervariasi. Tapi mayoritas dari perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan. "Lembaga keuangan masih menjadi pemain utama. Namun, kami juga memeringkat satu emiten baru tahun ini yaitu Pupuk Indonesia," imbuh Bara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News