Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Di tengah fluktuasi nilai tukar, bisnis remitansi sejumlah perbankan tanah air terlihat tetap menunjukkan tren yang positif.
Ambil contoh, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang mencatatkan peningkatan transaksi remitansi sebesar 12% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai lebih dari 1 juta transaksi.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, BSI akan terus mengoptimalkan ekspansi dan kerja sama remitansi, juga melakukan kolaborasi dengan KBRI/KJRI di sejumlah negara untuk memberikan edukasi dan literasi keuangan syariah kepada PMI.
"BSI memperluas layanan remitansi untuk menjangkau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di manca negara. Kami ingin para pekerja di luar negeri juga dapat mengakses layanan syariah,” ucap Anton kepada kontan.co.id, Rabu (20/8/2025).
Baca Juga: Cara Agar Bisa Mencapai Kemerdekaan Finansial ala OJK
Saat ini BSI melayani remitansi dari 14 negara di antaranya Negara di Asia, Middle East, Australia. Sementara, transaksi remitansi tertinggi di BSI berasal dari Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan, serta sejumlah negara di Eropa dan Asia lainnya.
Untuk memudahkan kebutuhan perbankan, WNI yang berada di luar negeri juga dapat mengakses BYOND by BSI bahkan menggunakan nomor ponsel negara setempat.
Adapun negara-negara yang sudah didukung oleh aplikasi tersebut di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Jepang, Hong Kong, Australia, Saudi Arabia, UAE, Qatar, dan Oman.
Tak mau kalah, PT Bank Mandiri juga mencatat, secara keseluruhan, bisnis remitansi di Bank Mandiri mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga saat ini, kendati tak dibeberkan angka pertumbuhannya.
VP Micro Segment & Remittance Solution Bank Mandiri Rolland Setiawan mengatakan, hal tersebut didorong oleh beberapa faktor penting, termasuk perluasan coverage transfer dengan penambahan 8 mata uang baru pada fitur transfer valas melalui Livin' by Mandiri.
"Salah satu segmen yang mendominasi pertumbuhan bisnis layanan transaksi remitansi tersebut adalah segmen retail individu yang melakukan transaksi transfer valas melalui Livin' by Mandiri dimana nasabah mendapatkan kemudahan akses dalam pengiriman uang yang dapat dilakukan secara online tanpa harus datang langsung ke cabang," jelasnya.
Adapun pengiriman transaksi remitansi di Bank Mandiri didominasi dari beberapa negara seperti Saudi Arabia, United States dan Singapore.
Di tahun ini, pihaknya melihat tren pertumbuhan bisnis yang sangat positif dalam layanan transaksi remitansi, yang didorong juga oleh peningkatan jumlah PMI di luar negeri. Bank Mandiri juga menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung layanan remitansi, baik inbound maupun outbound.
Baca Juga: OJK Atur Pembatasan Lender Nonprofesional di Fintech Lending, Ini Kata GandengTangan
"Hal ini untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan memperluas opsi pengiriman melalui kanal digital Livin’ by Mandiri sehingga diharapkan frekuensi transaksi remitansi dapat meningkat sebesar 35% YoY pada Desember 2025," imbuhnya.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI juga resmi memperluas jangkauan layanan perbankannya ke Taiwan dan wilayah Asia Timur melalui pembukaan BRI Taipei Branch.
Ini menjadi strategi BRI untuk menjangkau segmen pasar yang potensinya besar, mengingat volume transaksi perdagangan dan remitansi antara Taiwan-Indonesia terus meningkat.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyampaikan bahwa keberadaan cabang luar negeri BRI Taipei Branch akan memperkuat peran PMI (Pekerja Migran Indonesia) sebagai penggerak ekonomi daerah.
Baca Juga: OJK: 85% Korban Penipuan Melapor ke IASC Setelah 12 Jam Sejak Kejadian
“Sebagai satu-satunya kantor cabang bank asal Indonesia di Taiwan, BRI Taipei Branch siap menjadi pusat layanan perbankan komprehensif, khususnya bagi sekitar 360 ribu PMI yang bekerja di Taipei melalui berbagai layanan salah satunya remitansi," jelasnya.
Tercatat, jumlah diaspora Indonesia di Taiwan saat ini mencapai hampir 400.000 orang, menjadikannya ketiga terbesar setelah Malaysia dan Arab Saudi, dengan mayoritas adalah PMI yang bekerja sebagai caregiver dan pekerja pabrik.
Adapun setiap bulannya, 4.000 hingga 6.000 orang PMI baru datang ke Taiwan. Para pekerja migran ini pun setiap bulannya mengirimkan uang ke keluarganya di Indonesia. Remitansi dari Taiwan ke Indonesia ini mencapai lebih dari Rp 40 triliun per tahun.
Selanjutnya: Pramono Bertemu Ahok di Balai Kota, Apa yang Dibahas?
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok Kamis 21 Agustus 2025: Keuangan & Karier Leo Menjanjikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News