Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Infrastruktur yang tidak merata di luar Jawa menjadi momentum bagi pemain fintech P2P lending melebarkan sayapnya. Peluang ini dimanfaatkan oleh mereka dengan berkolaborasi dengan Bank Pengkreditan Rakyat (BPR).
Berdasarkan data OJK, total penyaluran pinjaman ke luar Jawa oleh fintech tumbuh 18,70 %. Secara year to date, penyaluran pinajaman ke luar Jawa mencapai Rp 2,78 triliun pada awal tahun 2022 menjadi Rp 3,3 triliun pada Mei 2022.
Namun sayangnya, angka pertumbuhan ini jauh lebih lambat dari penyaluran kredit di Pulau Jawa dengan capaian 33,7% (ytd) dari Rp 11,4 triliun menjadi Rp 15,24 triliun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (FPI) Kuseryansyah menyampaikan bahwa situasi seperti infrastruktur dan akses internet yang belum memadai membuat penyaluran kredit daerah di luar Pulau Jawa belum optimbal. Sehingga penyaluran masih terkonsentrasi di Pulau Jawa
"Intinya industri ini sudah sepakat melayani masyarakat underbanked dan underserved, termasuk masyarakat di daerah di luar Pulau Jawa. Kondisi ini tidak bisa kami paksakkan, dan untungnya OJK sangat memahami itu. Sehingga cara mendorong penyaluran ke luar Jawa dan kota akan ditempuh dengan cara yang lain," ujarnya pada Media Press Club, Rabu (27/7).
Baca Juga: Industri Semakin Tumbuh, OJK Berlakukan Ketentuan Ini untuk Fintech
Salah satu alternatif yang bisa ditempuh yakni melakukan chanelling dengan BPR. Salah satu pemain fintech yang telah menyasar penyaluran kredit di luar Pulau Jawa yakni Amartha menyumbangkan porsinya lebih dari 60% ke wilayah Sumatra dan Sulawesi.
AVP Marketing & Public Relations Amartha Rezki Warni mengungkapkan penyaluran ini sebagai bentuk dukungan untuk pemerataan inklusi keuangan di Indonesia yang digaungkan dalam peraturan OJK.
"Strategi ini terbukti berhasil mempertahankan kualitas performa Amartha dan turut berkontribusi menghasilkan EBITDA yang positif, karena bisnis di luar pulau Jawa cenderung lebih stabil meskipun di tengah kondisi pandemi," tuturnya kepada Kontan.co.id.
Untuk mengakselerasi penyaluran permodalan bagi perempuan pengusaha mikro, Amartha juga menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, salah satunya sektor perbankan, seperti BPR, BPD, maupun bank nasional.
Yang terbaru, Amartha menjalin kolaborasi dengan BPD Bank Sumut untuk memperkuat bisnis di wilayah Sumatera. Amartha sendiri mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di Sumatera pada paruh pertama 2022, yakni tumbuh 2x lipat dengan total penyaluran 706 miliar rupiah, serta kualitas pinjaman yang sangat sehat dengan NPL stabil di bawah 0,5%.
Dan UMKM yang mendominasi penyaluran pinjaman tersebut bergerak di sektor perdagangan senilai 60% UMKM, lalu sisanya terbagi menjadi sektor pertanian dan industri rumah tangga.
Sebagai perusahaan microfinance marketplace, tentunya Amartha akan terus membuka peluang bagi berbagai stakeholder untuk bergabung dan bersama-sama mendukung pertumbuhan UMKM Indonesia lewat layanan keuangan inklusif.
Secara umum, total penyaluran modal usaha Amartha sebesar lebih dari Rp 7 triliun yang tersebar ke lebih dari satu juta perempuan pengusaha mikro di Indonesia.
Tak mau kalah, Modal Rakyat pun mengincar kontribusi kredit sebesar Rp 60 miliar per bulan penyaluran kredit ke luar Pulau Jawa.
Baca Juga: Cek 102 Pinjol Legal di OJK, Hati-hati Janji Manis Pinjol Ilegal
CEO sekaligus Co-Founder Modal Rakyat Hendoko Kwik mengaku Modalku memiliki dua entitas BPR yang masuk 10 besar pendana di platformnya. Adapun BPR yang melakukan chaneling, seperti BPR Delta Artha, BPR Jombang (Jawa Timur), dan BPR Cipatujah (Jawa Barat). Sayangnya, pendana ini masih terfokus pada daerah Pulau Jawa.
Ia menyebutkan, 80% mitra BPR-nya masih terpusat di daerah Jawa tepatnya di Jawa Timur. Angka ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit di luar Jawa masih minim dengan 20% saja.
Dan untuk total penyaluran sejak berdiri dana yang disalurkan di luar Pulau Jawa mencapai Rp 97 miliar, mayoritas difokuskan ke sektor trading Fast-Moving Consumer Goods (FMCG).
Dan target ke depannya Modal Rakyat masih difokuskan pada FMCG, makanan, dan minuman. Meskipun saat ini, mereka juga mulai menciptakan ekosistem di luar FMCG, seperti pertanian dan pertambakan.
Ada lagi, Esta Kapital yang juga mencoba peruntungannya dengan melakukan chaneling dengan BPR di area Sulawesi Utara dengan penyaluran kreditnya baru sekitar Rp 1 miliar. Pasalnya, kerja sama tersebut baru dilaksanakan pada Maret 2022.
Sampai saat ini, Esta Kapital sendiri telah menyalurkan pinjaman ke luar Pulau Jawa sekitar Rp 60 miliar. Untuk sektor yang mendominasi hampir sama dengan Amartha dan Modal Rakyat.
"Target ke depannya, EstaKapital akan menyalurkan di kisaran Rp 100 miliar yang difokuskan untuk luar pulau Jawa," jelas Setiawan Loekman, Kepala Divisi Marketing Esta Kapital.
Baca Juga: Soal Kenaikan Bunga Pinjaman Fintech, Ini Kata AFPI
Ia menambahkan bahwa jarak lokasi cabang denga peminjam menjadi kendala dalam pendanaan ke luar Jawa sehingga proses survey kerap terhambat. Meskipun demikian, pihaknya mengaku telah mengatasi persoalan tersebut dengan penambahan jumlah account officer.
"Selain chanelling, strategi ke depannya kan tetap mengajak Individual Lender untuk bersama-sama memberikan kesempatan bagi UMKM di luar pulau Jawa," ucap Loekman.
Berbeda dengan lainnya, Danain belum memfokuskan dirinya untuk melakukan chaneling dengan BPR. CEO sekaligus Co-Founder Budiardjo Rustanto memilih untuk mengoptimalkan SDM internalnya.
"Strategi kami dalam melakukan penyaluran ke luar jawa adalah melakukan sosialisasi yang intensif kepada para UMKM di daerah, seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, NTB dan Bali. Bahkan kami memiliki tim relationship officer yang kami tugaskan di area tersebut," jelasnya.
Sampai Juni 2022, jumlah penyaluran keluar Pulau Jawa sebesar Rp 29 miliar dari total penyaluran 64M atau senilai 45%. Dan untuk target penyaluran ke luar Pulau Jawa tahun ini berada di rentan Rp 45 miliar - Rp 50 miliar atau setara 45% dari target penyaluran kami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News