kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,11   2,80   0.31%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gagal keluar dari masalah, pimpinan Jiwasraya dinilai kurang profesional


Kamis, 16 Januari 2020 / 17:27 WIB
Gagal keluar dari masalah, pimpinan Jiwasraya dinilai kurang profesional


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menindaklanjuti kasus Jiwasraya, di beberapa tahun sebelumnya telah ditemui beberapa kejanggalan yang menyita perhatian berbagi pihak. Saat kondisi krisis moneter maupun kondisi buruk lainnya yang menimpa Jiwasraya, Jiwasraya mampu bangkit juga keluar dari permasalahan yang ada.

Melihat tahun 1998 silam saat krisis moneter terjadi, nilai tukar mata uang dolar mencapai Rp 16.000 dan Jiwasraya merupakan satu-satunya perusahaan asuransi yang mampu membayar klaim sesuai dengan kurs yang ada.

Baca Juga: Selamatkan Jiwasraya, pemerintah godok PP holding asuransi

“Dari 1998, ya. Krismon, jatuhnya pak Harto, Jiwasraya sanggup. Asuransi-asuransi lain bahkan mungkin ya lembaga keuangan yang lain mematok Rp 5.000, ya. Jiwasraya dia bayar sampai Rp 16.000 lebih, kita sanggup untuk itu,” jelas Unit Manager Agency Jiwasraya, Latin, Kamis (16/1).

Melihat peristiwa yang ada, Latin menyebutkan untuk pertama kalinya Jiwasraya mulai gagal membayar klaim, padahal klaim tersebut hanya berjumlah Rp.802 Miliar. Ia turut menambahkan pemimpin Jiwasraya kurang profesional dalam bidang asuransi.

“Orang yang dipilih ini kurang tepat di bidang asuransi, mungkin di tempat lain bisa lebih oke lah. Tapi khususnya di bidang asuransi, asuransi jiwa engga memadai kualitasnya,” kata Latin.

Baca Juga: Kasus menyeruak, agen Jiwasraya berdondong-bondong pindah ke asuransi lain

Menurutnya, apabila pimpinan Jiwasraya mampu mendorong agen untuk mencari premi, hal tersebut dapat diatasi, karena persoalan yang terjadi merupakan hal kecil.

“Nah inilah komunikasi-komunikasi ini yang seharusnya beliau lakukan. Fungsikan itu divisi penjualan, supaya bisa mendorong agen-agen ini memberikan laporan kepada perusahaan bahwa kebutuhan dana kita hanya sekian dari sisi divisi investasi, di sisi keagenan,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan agar keperluan dana yang mendesak baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah seharusnya dapat diberikan kepada agen. Hal itu berfungsi agar nantinya terdapat dan segar yang masuk dan tidak menimbulkan kondisi gagak bayar sekitar Rp 800 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×