kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gandeng DMI, BSI bidik potensi transaksi zakat, infak, sedekah dan wakaf


Sabtu, 02 Oktober 2021 / 15:49 WIB
Gandeng DMI, BSI bidik potensi transaksi zakat, infak, sedekah dan wakaf
ILUSTRASI. Gandeng Dewan Mesjid Indonesia (DMI), BSI membidik potensi transaksi zakat, infak, sedekah dan wakaf.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Dewan Mesjid Indonesia (DMI) bersinergi mengoptimalkan peran masjid untuk penguatan ekonomi masyarakat. 

Sebagai langkah awal, keduanya akan mengimplementasikan layanan QRIS untuk memudahkan masyarakat melakukan transaksi zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) serta transaksi keuangan lainnya untuk mesjid.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii dan Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruqutni di Kantor Pusat Bank Syariah Indonesia, Gedung The Tower Jakarta, Rabu (29/9). 

Kegiatan ini turut disaksikan Ketua Umum DMI Jusuf Kalla, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar, dan Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan DMI Sofyan Djalil. 

Baca Juga: Gandeng BSMU, BSI dukung penguatan pengembangan ziswaf

Dalam sambutannya, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, saat ini mesjid memiliki berbagai fungsi mulai dari tempat ibadah dan pusat peradaban bagi umat Islam. 

"Karena mesjid dapat berfungesi sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi umat, seperti penyelenggara baitul maal, unit pelayanan zakat, infaq dan sedekah," kata Hery dalam keterangan tertulis, Kamis (30/9). 

Oleh karena itu, mesjid menyimpan potensi sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat sekaligus menjadi pilar penting terwujudnya cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.

Hery juga menyebut era digital yang cepat dan dinamis harus juga direspons industri perbankan syariah e-commerce, fintech, koperasi syariah maupun mesjid perlu mengambil peran ini sehingga potensi Ziswaf yang mencapai Rp 500 triliun dapat dikelola dengan baik, transparan, digital.

Melalui kerjasama ini, BSI berkomitmen untuk menyediakan layanan untuk mesjid-mesjid di bawah naungan DMI berupa Layanan QRIS untuk mempermudah penerimaan kas dan Ziswaf dari jemaah secara cashless, sekaligus menyukseskan tercapainya target 12 juta merchant QRIS yang dicanangkan oleh Bank Indonesia tahun ini.

Rekening pengelolaan dana mesjid ini lengkap dengan layanan net banking dan jasa perbankan syariah lainnya, serta aplikasi digital mesjid yang dapat menghadirkan keterbukaan informasi keuangan, informasi ibadah maupun kajian mesjid yang dapat diakses baik oleh pengurus maupun jemaah mesjid secara cepat. 

“Ke depan, kami berharap dapat bersinergi dengan Dewan Mesjid Indonesia di bawah dukungan Kementerian Agama dalam mengoptimalkan pengelolaan dana mesjid, sehingga semangat untuk memakmurkan dan dimakmurkan mesjid dapat tercapai,” kata Hery.

Sementara Ketua Umum DMI Jusuf Kalla menyebut, ekonomi syariah memiliki potensi besar di Indonesia. Pembiayaan mudharabah, misalnya, menjadi salah satu produk unggulan perbankan syariah.

“Yang kita lakukan hari ini bersama-sama semoga mempunyai manfaat, karena masjid memiliki potensi untuk menjadi costumer. Semakin makmur jamaah, akan makin makmur mesjidnya. Kerjasama ini penting untuk mendorong jamaah mengamalkan kebaikannya," imbuh Kalla.  

Selanjutnya: Kembangkan digitalisasi, BSI perkuat layanan e-channel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×