Reporter: Amanda Christabel | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laznas Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) bekerja sama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menguatkan pengembangan zakat, infaq, dan wakaf (ziswaf) di Indonesia. Dukungan ini salah satunya terkait digitalisasi penyaluran ziswaf dengan kanal JadiBerkah.ID.
Direktur BSMU, Rizqi Okto Priansyah menyampaikan bahwa platform JadiBerkah.ID sebagai one stop donation untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam melakukan kegiatan penyaluran ziswaf secara daring.
“Kemudahan yang ditawarkan JadiBerkah.ID ini didukung oleh berbagai keunggulan yaitu transparansi transaksi dan penghimpunan, 50 pilihan program Ziswaf dan lebih dari 20 mitra penyalur ziswaf yang telah bergabung,” kata Rizqi dalam paparan virtualnya, Sabtu (25/9).
Sampai 25 September 2021, total sebanyak 77 program dan 44 lembaga yang bergabung dalam platform JadiBerkah.ID dengan total dana yang terkumpul sebanyak Rp 1,03 miliar dengan 1.778 donatur.
Baca Juga: Alhamdulillah, Bisnis Asuransi Syariah Kian Merekah
Selain itu, masyarakat mendapatkan kanal pembayaran lebih mudah dan dapat memonitor kemajuan tiap program dan transaksi donasi serta status pembayaran. Khusus layanan wakaf, JadiBerkah.ID menyediakan akta wakaf dan sertifikat wakaf uang.
Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) Irfan Syauqi Beik menambahkan terkait digitalisasi di Islamic Finance, ini diharapkan bisa meningkatkan literasi dan meningkatkan pengembangan ekosistem ziswaf. “Dari sisi ziswaf, penggunaan teknologi digital bisa mengoptimalkan penghimpunan, distribusi dan pengelolaan operasional zakat,” kata Irfan.
Selama pandemi COVID-19, peran digital teknologi dalam bidang pengelolaan ziswaf ini menjadi sangat penting. Hal ini karena digitalisasi di Islamic Finance juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan ziswaf.
Baca Juga: Resmi beroperasi, Jago Syariah segera meluncurkan aplikasi
Dalam pengembangan keuangan syariah di Tanah Air, Irfan mengatakan penting bagi lembaga keuangan syariah untuk membangun platform keuangan digitalnya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bisa memfasilitasi transaksi dan aktivitas keuangan masyarakat.
“Pada akhirnya masyarakat ingin sesuatu yang praktis dan relevan dengan kebutuhannya yang juga bisa memfasilitasi semua hal yang dibutuhkan,” ujar Irfan.
Kedua, mengembangkan kolaborasi dengan berbagai stakeholders atau kolaborasi antar platform. Misalnya saat pilihan pembayaran, dapat menggunakan fasilitas atau teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan syariah. Sehingga ada interkoneksi antara Lembaga keuangan syariah misal BSI dengan platform e-commerce, social crowd funding, karena nanti inilah yang jadi sangat penting. Di mana pun masyarakat mau belanja atau sedekah online, yang ditemukan adalah pembayaran melalui kanal keuangan syariah.
“Ketiga, terkait dengan komunikasi strategis kepada publik, karena jika tidak dikomunikasikan baik maka tidak akan well-informed. Termasuk memitigasi informasi yang berpotensi memberikan risiko kepada reputasi dan sebagainya,” tutup Irfan.
Baca Juga: Dikabarkan akan menjadi investor di Bank Muamalat, begini kata BPKH
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News