kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Gandeng Taralite, OVO sediakan pinjaman UMKM terdampak Covid-19


Selasa, 27 Oktober 2020 / 11:27 WIB
Gandeng Taralite, OVO sediakan pinjaman UMKM terdampak Covid-19
ILUSTRASI. Pembayaran aplikasi OVO


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. OVO membuka akses permodalan kepada pelaku usaha, mikro, kecil dan menegah (UMKM) terdampak Covid-19 agar mereka bisa bertahan di masa pandemi.

VP Lending OVO Natasha Ardiani menyebut, pemodalan sangat dibutuhkan pelaku UMKM yang banyak terkena dampak dari pandemi seperti kekurangan modal usaha, kesulitan menggaji karyawan, hingga ancaman penutupan usaha.

"OVO sangat terbuka bagi pelaku UMKM yang ingin meminjam dana untuk kelangsungan usaha mereka. OVO sangat mendukung agar para pelaku UMKM bisa terus melanjutkan usaha mereka dan bisa naik kelas menjadi usaha yang lebih besar," terang Natasha dalam keterangan resmi, Selasa (27/10).

Baca Juga: OVO salurkan insentif kartu prakerja ke 1,3 juta penerima manfaat

Dengan menggandeng fintech Taralite sejak 2017, OVO akan sediakan pembiayaan bagi pelaku UMKM. Dengan begitu, mereka bisa mendapat akses kredit yang lebih mudah, transparan serta membantu permodalan mereka.

“Sejak awal pandemi ini, kita fokus ke B2B (Business to Business) atau business lending. Kami sedang menggenjot pinjaman UMKM bekerjasama dengan Taralite dalam bentuk modal kerja dan anjak piutang untuk membantu kas keuangan mereka tetap bisa terus berjalan," ungkapnya.

OVO juga menjadi mitra pemerintah dalam menyalurkan insentif Kartu Prakerja yang sudah berhasil menjangkau lebih dari 1,3 juta penerima manfaat. Dengan cara itu, OVO berupaya berikan edukasi kepada masyarakat tentang keuangan berbasis digital.

Pihaknya menyadari bahwa kerja sama antara pemerintah dan pelaku industri keuangan berguna untuk menciptakan serta menggerakkan masyarakat non-tunai atau cashless society.

“Penyaluran insentif Kartu Prakerja secara digital membuat masyarakat  semakin terbiasa dengan cara penggunaan dan fitur-fitur OVO. Peran kami dalam meningkatkan inklusi keuangan semakin nyata dan dampaknya sudah sangat terasa di masyarakat." ujarnya.

Ke depannya, perusahaan akan lebih banyak berkontribusi menyukseskan program pemerintah dan BUMN, khususnya di situasi pandemi sekarang ini karena banyak program yang membutuhkan infrastruktur digital.

"Kebutuhan akan layanan keuangan digital benar-benar meningkat, sehingga OVO dan penyedia layanan keuangan digital lainnya dituntut untuk terus beradaptasi dan memprioritaskan kecepatan, keamanan dan efisiensi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat," tambahnya. 

Baca Juga: Bos OVO: Kartu Prakerja terobosan pertama sistem bansos di Indonesia

Di sisi lain, pandemi menjadi kesempatan emas bagi pemerintah untuk mendorong adopsi keuangan digital guna mempercepat transformasi digital dan inklusi keuangan. Peluang tersebut dinilai hampir sama ketika wabah virus SARS merebak di China 18 tahun silam.

Pada saat itu, pemerintah China berhasil mengubah kebiasaan masyarakat mereka untuk beralih ke keuangan digital dalam aktivitas pembayaran mereka sehari-hari.

“Kami percaya peluang bagi industri tekfin di Indonesia sangat besar. Dengan adanya pandemi, banyak perubahan perilaku masyarakat yang terjadi akhirnya menciptakan gaya hidup baru, terutama pada saat berbelanja, di mana mereka mulai banyak berpindah ke transaksi digital," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×