kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

OVO salurkan insentif kartu prakerja ke 1,3 juta penerima manfaat


Selasa, 27 Oktober 2020 / 11:12 WIB
OVO salurkan insentif kartu prakerja ke 1,3 juta penerima manfaat
ILUSTRASI. Aplikasi OVO


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Uang elektronik OVO ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu penyalur insentif pada program Kartu Prakerja. Hingga saat ini, OVO sudah berhasil menjangkau lebih dari 1,3 juta penerima manfaat.

Selain meningkatkan inklusi keuangan, dengan cara tersebut OVO juga bisa melakukan edukasi pada masyarakat tentang keuangan digital. Sebab OVO menyadari bila diperlukan adanya kerja sama antara pemerintah dan pelaku industri keuangan guna menciptakan dan menggerakkan masyarakat non-tunai atau cashless society.

“Penyaluran insentif Kartu Prakerja secara digital membuat masyarakat semakin terbiasa dengan cara penggunaan dan fitur-fitur OVO. Peran kami dalam meningkatkan inklusi keuangan semakin nyata dan dampaknya sudah sangat terasa di masyarakat,” ujar VP Lending OVO Natasha Ardiani dalam keterangan tertulis pada Selasa (27/10).

Baca Juga: Gelombang 11 kemungkinan dibuka, jangan lupa daftar di Prakerja.go.id

Lanjut Natasha, OVO ingin lebih banyak berkontribusi menyukseskan program pemerintah dan BUMN ke depannya. Terlebih dengan situasi pandemi sekarang ini di mana banyak program yang membutuhkan infrastruktur digital

Menurutnya, pada masa pandemi ini, kebutuhan akan layanan keuangan digital benar-benar meningkat. Sehingga OVO dan penyedia layanan keuangan digital lainnya dituntut untuk terus beradaptasi dan memprioritaskan kecepatan, keamanan dan efisiensi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Di sisi lain, pandemi ini merupakan kesempatan emas bagi Pemerintah untuk mendorong adopsi keuangan digital guna mempercepat transformasi digital dan inklusi keuangan.

Menurutnya, peluang keuangan digital Indonesia sekarang hampir sama seperti saat wabah virus SARS merebak di China 18 tahun silam.

Pada saat itu, pemerintah China berhasil mengubah kebiasaan masyarakat mereka untuk beralih ke keuangan digital dalam aktivitas pembayaran mereka sehari-hari.

Baca Juga: 373.745 Orang masuk daftar hitam Kartu Prakerja, ini dampaknya

Ia percaya peluang bagi industri tekfin di Indonesia sangat besar. Dengan adanya pandemi, banyak perubahan perilaku masyarakat yang terjadi akhirnya menciptakan gaya hidup baru, terutama pada saat berbelanja yang pindah ke transaksi digital.

“Kami yakin perubahan perilaku ini akan terus berkembang. Kesempatan ini yang dibidik oleh OVO dan penyedia layanan keuangan digital di Indonesia. Kami ingin berkontribusi dalam mengubah perilaku pembayaran masyarakat dan memenuhi kebutuhan konsumen terhadap layanan keuangan,” tutup Natasha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×