Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dalam dunia investasi, GDP Venture bukan sekadar venture capital yang hanya menyuntikkan dana ke startup. Lebih dari itu, GDP Venture ingin membangun ekosistem bisnis yang saling terhubung.
"Kita sebutannya bukan venture capital. Kita sebutannya venture builder, di mana kita sama-sama membangun," ujar Corporate Affairs Director GDP Venture, Ossy Indra Wardahani saat berkunjung di Kantor Kontan, Kamis (30/1).
Saat ini, GDP Venture memusatkan perhatiannya pada lima pilar bisnis utama.
Baca Juga: Kementerian Investasi Upayakan Peningkatan Investasi Portofolio, Ini Saran Ekonom
Pertama, di sektor e-commerce, yang bertujuan untuk menciptakan model bisnis yang lebih efisien, di mana pengalaman belanja offline dan online bisa berjalan beriringan.
Kedua, fokus pendanaan diarahkan pada pilar produk. Ossy bercerita, GDP Venture juga aktif dalam sektor produk konsumen, dengan salah satu investasinya adalah Brodok, merek sepatu lokal yang awalnya berkembang melalui media sosial.
Ketiga, fokus pendanaan juga diarahkan pada media. Di era digital saat ini, penyebaran informasi yang cepat juga membawa tantangan besar, salah satunya adalah maraknya berita hoaks.
GDP Venture melihat hal ini sebagai peluang untuk menghadirkan media yang kredibel dan berimbang.
"Banyak banget hoax dimana-mana, jadi kita ingin orang-orang Indonesia mendapat pemberitaan yang benar," katanya.
Keempat, GDP Venture juga fokus di bisnis entertainment. Di industri entertainment, GDP Venture berinvestasi di berbagai perusahaan yang mengusung nilai budaya dan humanisme tinggi.
Salah satunya adalah Visinema, yang dikenal lewat film Home Sweet Loan, membawa isu-isu sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat.
Dan terakhir adalah investasi pada sektor yang memberikan solusi. Dalam hal ini, GDP Venture berinvestasi pada berbagai solusi yang membantu individu maupun bisnis berkembang lebih efisien.
Salah satunya adalah Kontrak Hukum, yakni layanan legal-tech yang memungkinkan pendirian perusahaan dalam dua hari saja.
"Kalau di Kontrak Hukum itu bisa cepat ya, dengan harga yang affordable, kita memproses hukum dipimpong kesana-kemari, semua dari satu pintu secara online dan selesai cepat," katanya.
Sejak awal berdiri, GDP Venture telah berinvestasi di lebih dari 60 perusahaan. Beberapa di antaranya sukses naik kelas, bahkan diakuisisi sepenuhnya, seperti Tiket.com dan Dekoruma.
Sebagai contoh, startup SweetEscape yang bergerak di layanan fotografi global mendapat dukungan penuh dari GDP Venture. Ia melihat, GDP Venture bukan hanya investor, melainkan membantu mereka bertumbuh hingga membangun strategi bisnis bersama.
"Kaya SweetEscape ini salah satunya kenapa kita masih terus supoort, karena memang memberi lapangan pekerjannya cukup luas sekali, bukan cuma untuk konsumen yang merasa terbantu, rapu yang utama karena bisa partneran, bisa membangun jaringan, di mana orang memberdayakan orang lain," imbuh Ossy.
Menurutnya, GDP Venture melihat lebih dari sekedar angka dalam memilih startup didukung.
"Kalau kita invest itu kita lihat foundernya, kita lihat profilnya. Mungkin gak dia melakukan hal-hal seperti itu (penggelapan)? Dan apakah mungkin bisa diajak bekerjasama sebagai partner," katanya.
Saat ditanya mengenai arah investasi ke depan, Ossy menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah memperkuat bisnis yang sudah ada.
"Jadi kita masih yang sekarang ini, kita juga melakukan investasi tambahan juga belum terlalu banyak, karena kita benar-benar mau fokus supaya ini yang ada jadi lebih besar. Benar-benar sesuai dengan tujuan yang tadinya kita mau investasi," terang Ossy.
Baca Juga: Indodana Finance : Bijak Pakai PayLater yang Aman dan Fleksibel
Selanjutnya: TIKI Kembali Ditunjuk United Tractors Dukung Manajemen Logistik yang Efektif & Andal
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (1/2): Cerah hingga Hujan Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News