kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gelontoran kredit infrastruktur dari bank pelat merah makin deras


Kamis, 07 Februari 2019 / 16:43 WIB
Gelontoran kredit infrastruktur dari bank pelat merah makin deras


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan di Indonesia terutama dari kalangan BUMN menerima buah manis dari pesatnya pertumbuhan infrastruktur di dalam negeri. PT Bank Mandiri Tbk misalnya yang mengaku dalam beberapa tahun terakhir portfolio pembiayaan infrastruktur terus meningkat terutama dari pesatnya pembangunan jalan tol. 

Catatan perseroan menunjukan, pada akhir tahun lalu total kredit infrastruktur Bank Mandiri sudah mencapai Rp 182,3 triliun dari limit Rp 285,4 triliun alias tumbuh 29,3% secara year on year (yoy). Bila dirinci, untuk jalan tol saja Bank Mandiri sudah menyalurkan kredit sebesar Rp 15,9 triliun sepanjang tahun lalu alias naik 108,1% yoy.

Faktanya, dari jumlah tersebut sebanyak 60%-70% berasal dari proyek tol Trans Jawa. Sisanya, untuk membantu pembangunan beberapa ruas tol Trans Sumatera dan Tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan.

Sementara kredit infrastruktur terbesar merupakan sektor transportasi dengan total realisasi sebesar Rp 39,5 triliun naik 5,7% dari tahun sebelumnya Rp 37,3 triliun. Bank berlogo pita emas ini memang mengandalkan kredit korporasi besar untuk sebagai ujung tombak bisnis. Lihat saja, tahun lalu realisasi kredit korporasi besar perseroan ini sudah menembus Rp 325,8 triliun dengan catatan pertumbuhan 23,3% yoy.

Melihat pencapaian yang cukup besar di tahun lalu, Senior Vice President Large Corporate Bank Mandiri Yusak LS Silalahi mengatakan tahun ini walau diperkirakan sebesar tahun lalu. Kredit infrastruktur perseroan masih bisa tumbuh dua digit.

"Masih double digit karena infrastruktur tidak hanya tol, di transportasi juga ekspansi, selain itu ada banyak proyek di minyak dan gas juga jalan tol," kata Yusak. 

Contohnya, dalam waktu dekat, Bank Mandiri bersama Bank BUMN lain dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membeberkan bakal ikut dalam kredit sindikasi proyek Jasa Marga terkait pembebasan lahan di Probowangi. Setidaknya Bank Mandiri mendapat jatah kredit Rp 1 triliun dari rencana tersebut yang bakal diteken Semester I 2019 ini.

"Di dalam pembiayaan infrastruktur kita tertarik bukan hanya karena agent of development beberapa tahun ini lahan sudah lebih clear. Tapi kita sudah ada dana talangan tanah dan lain-lain sehingga pembiayaan banki, tingkat return sudah bisa diterima," imbuhnya.

Bank Mandiri pun membocorkan empat faktor penentu kesuksesan sebuah proyek infrastruktur. Antara lain, kapasitas sponsor, visibilitas proyek, dukungan pemerintah dan dukungan dari pihak ketiga.

Selain Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebagai sesama bank plat merah juga ikut merasakan besarnya pembiayaan infrastruktur. BNI misalnya tahun lalu sudah menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur sebesar Rp 110,6 triliun atau tumbuh 11 % secara tahunan.

Sementara BRI, per Desember 2018 tercatat menyalurkan kredit korporasi sebesar Rp 197,9 triliun.  Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 106,6 triliun masuk ke perusahaan BUMN. Bila ditelisik, sebanyak 35% dari total kredit ke BUMN BRI masuk ke sektor infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×