kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Gempa Jepang berimbas ke industri asuransi


Senin, 14 Maret 2011 / 09:55 WIB
Gempa Jepang berimbas ke industri asuransi
ILUSTRASI. indomie atau mie instan produksi indofood tbk. Pho KONTAN/Achmad Fauzie


Reporter: Christine Novita Nababan |

JAKARTA. Gempa dan gelombang tsunami yang melanda Jepang diperkirakan bakal mengguncang lini bisnis asuransi di Indonesia. Pasalnya, tidak sedikit perusahaan asuransi dalam negeri yang mengantongi premi lewat aktivitas usaha ekspor-impor dari negeri matahari tersebut.

Dampaknya antara lain akan menimpa PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI). Senior Manager Asuransi ASEI Galung Priyo Santoso memastikan, bencana alam yang menimpa Jepang sedikit banyak akan mempengaruhi lini bisnis asuransi ekspor. "Hanya, kami belum tahu persisnya besaran kerugian yang ditimbulkan," ujar dia kepada KONTAN, Minggu (13/3).

Tahun lalu, ASEI meraih premi sekitar Rp 550 miliar. Perolehan premi Asuransi ASEI tahun lalu naik 80% dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 307 miliar.

Dari total perolehan premi itu, sebanyak Rp 71,5 miliar atau 13% dari total nilai premi yang diperoleh perusahaan asuransi pelat merah ini, berasal dari portofolio produk asuransi ekspor. Pendapatan premi perusahaan ini masih dominan ditopang bisnis asuransi umum sebanyak 60%, asuransi kredit 20%, asuransi ekspor 13%, dan suretyship sebesar 7%.

Perusahaan reasuransi yang menanggung klaim dari gempa dan gelombang tsunami di Jepang juga akan terkena dampak. Tingkat kemampuan pembayaran klaim dari perusahaan reasuransi tersebut tentunya akan tergerus oleh bencana yang terjadi di Jepang.

PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) juga tengah ketar-ketir atas kemungkinan klaim dari bencana yang terjadi di Jepang. Apalagi, tidak kurang dari tiga produk asuransi AHAP berkaitan dengan aktivitas usaha di Jepang, yakni pengangkutan kapal (marine cargo), asuransi perjalanan, dan asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Sekretaris Perusahaan AHAP Sutjianta menuturkan, 5% dari total bisnis perusahaannya bergerak di bidang asuransi pengangkutan kapal. Dari lini bisnis tersebut, Jepang tercatat sebagai salah satu negara tujuan ekspor impor terbesar. "Nah, mengingat kerusakan dermaga di Jepang, kami khawatir akan menghambat kapal yang keluar-masuk," imbuh Sutjiana.

Asuransi TKI

AHAP juga akan menghadapi klaim dari perusahaan pengerah TKI. Sekitar 10% dari total bisnis perusahaan ini datang dari penjaminan risiko kerugian yang dialami TKI. Beruntung, asuransi TKI merupakan konsorsium atau gabungan dari sejumlah perusahaan asuransi. Ini berarti, klaim ditanggung bersama.

Tidak hanya itu, kekhawatiran lain juga datang dari produk asuransi perjalanan dalam menutup risiko perjalanan pelancong. Memang sih, angkanya tidak banyak, hanya 3% dari total bisnis perusahaan tersebut. "Namun, tetap saja bakal mempengaruhi usaha asuransi perjalanan," kata Sutjianta.

Tahun lalu, AHAP membukukan pendapatan premi sebesar Rp 150 miliar. Premi asuransi kendaraan bermotor tercatat menyumbang sebanyak 40%, disusul asuransi kecelakaan diri 13%, asuransi properti/kebakaran 14%, asuransi TKI 10%, dan asuransi pengangkutan kapal 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×