Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) giat melakukan mitigasi risiko kredit macet aset bermasalah dengan melakukan melakukan serangkaian strategi, salah satunya penjualan agunan.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyatakan sepanjang tahun 2023, BRI berhasil melakukan recovery kredit bermasalah sebesar Rp 16,2 triliun. Hal itu mengalami kenaikan dari recovery tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 11,9 triliun atau secara YoY naik 36,63%.
"Recovery dari penjualan agunan khususnya melalui lelang sepanjang tahun 2023 sebanyak Rp 3,53 triliun, secara YoY mengalami pertumbuhan penjualan aset (lelang) sebesar 261,6%," katanya kepada KONTAN, Kamis (11/1).
Terkait hal itu, Hendy menilai kinerja penjualan aset melalui mekanisme lelang di tahun 2023 lebih optimal dan efektif karena adanya laku lelang agunan korporasi. Maka dari itu pertumbuhan penjualan lelang agunan mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca Juga: BTN Telah Terima Klaim Asuransi Jiwa Kredit Dari IFG Life Senilai Rp 492 Miliar
Lebih lanjut katanya penjualan agunan melalui lelang dan non lelang tiap triwulan juga didukung pemasaran agunan melalui platform pemasaran digital website BRI, sehingga penjualan aset lebih efektif pada seluruh segmen kredit baik UMKM maupun korporasi.
"Penjualan agunan kredit bermasalah dilakukan melalui eksekusi lelang baik parate maupun fiat eksekusi dan penjualan non lelang (damai) oleh debitur. Mayoritas penjualan agunan dilakukan pada segmen ritel komersial dan konsumer (KPR)," lanjutnya.
Kemudian untuk proyeksi 2024, BRI menetapkan penjualan agunan bertumbuh sekitar 45% secara tahunan.
Target tersebut seiring dengan kondisi ekonomi yang mulai stabil, serta dibantu dengan peningkatan pemasaran agunan melalui website BRI maupun expo lelang, dan peningkatan kerja sama dengan pihak ketiga seperti DJKN/KPKNL, BPN, PPA, Pengadilan, dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News