kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Genjot Kerjasama Global, Living Lab Venture Incar Sektor Pendidikan dan Medis


Kamis, 07 November 2024 / 16:53 WIB
Genjot Kerjasama Global, Living Lab Venture Incar Sektor Pendidikan dan Medis
Partner Living Lab Ventures, Bayu Seto saat diwawancarai oleh Kontan, Selasa (5/11).


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemodal Ventura afiliasi dari Sinar Mas Land menilai sejumlah sektor dalam industri startup masih memiliki potensi besar dan menarik untuk diberikan pembiayaan. 

Partner Living Lab Ventures, Bayu Seto mengatakan beberapa sektor perusahaan atau startup yang menjadi fokus LLV saat ini yaitu pendidikan dan kesehatan. Untuk itu, manajemen berencana melakukan perubahan fokus investasi ke dua sektor tersebut, dari yang sebelumnya berada di sektor digital.

“Jadi kami tidak lagi hanya berfokus pada startup digital, tetapi akan mulai mengalihkan perhatian ke perusahaan yang lebih matang, seperti universitas, rumah sakit, dan klinik,” kata dia saat ditemui KONTAN, di Kantor LLV, Tangerang, Selasa (5/11). 

Baca Juga: Living Lab Ventures Ubah Fokus Investasi ke Pendidikan dan Kesehatan

Bayu menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada potensi besar yang dimiliki sektor kesehatan dan pendidikan. Dia menyebutkan, pertumbuhan pengeluaran di sektor kesehatan diperkirakan mencapai 12% per tahun, dua kali lipat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang hanya 4%-5%.

"Selain itu, ditambah induk perusahaan kami, Sinar Mas Land yang juga tengah bersiap memasuki industri medis di Bumi Serpong Damai (BSD), yang termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," kata dia.

Menurut dia, dengan status KEK, BSD memiliki kemudahan mendatangkan tenaga medis asing, serta menarik diaspora Indonesia untuk bekerja di sektor kesehatan di kawasan tersebut. KEK juga menawarkan pembebasan pajak dan berbagai fasilitas pendukung.

Sebagai informasi, BSD tengah dikembangkan menjadi KEK yang berfokus pada pendidikan, riset kesehatan, ekonomi digital, pengembangan teknologi, layanan kesehatan, dan biomedical. Rencana ini telah disetujui pada Mei 2024, namun masih menunggu Peraturan Presiden dari Prabowo Subianto.

Baca Juga: Living Lab Venture Ekspansi ke Jepang Incar Pasar Baru

Lebih lanjut, Bayu menilai bahwa kemitraan global memainkan peran penting dalam menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan dan berkelanjutan, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi baru. 

Untuk itu, LLV telah membangun kolaborasi strategis dengan berbagai entitas internasional, termasuk dari New South Wales, Jepang, dan negara-negara ASEAN, guna membantu startup Indonesia merambah pasar global, serta mendukung perusahaan asing yang ingin berekspansi ke Indonesia.

“Maka LLV terus memperkuat kolaborasi global untuk mempercepat penciptaan ekonomi baru di Indonesia. Sebagai pusat inovasi, BSD City berperan penting dalam mengakselerasi kemitraan strategis antara startup dan perusahaan global, membuka lebih banyak peluang investasi, serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional,” ungkapnya. 

Selain itu, Bayu mangatakan bahwa BSD City juga berfungsi sebagai sandbox-tempat uji coba dan pengembangan produk untuk startup sebelum diluncurkan ke pasar yang lebih luas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×