kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Living Lab Ventures Ubah Fokus Investasi ke Pendidikan dan Kesehatan


Jumat, 13 September 2024 / 16:02 WIB
Living Lab Ventures Ubah Fokus Investasi ke Pendidikan dan Kesehatan
ILUSTRASI. Living Lab Ventures (LLV) merupakan corporate venture dari Sinar Mas Land untuk mendukung pengembangan startup di Indonesia. Kehadiran LLV juga mendukung inovasi teknologi melalui percepatan dan pendanaan startup yang potensial ke kancah global. Hingga saat ini, LLV telah memberdayakan 27 startup yang berfokus pada tiga aspek teknologi, meliputi Smart Technologies, Digital Life, dan Mobility.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Living Lab Ventures (LLV), sebuah corporate venture capital dari Sinar Mas Land, mengumumkan rencana perubahan fokus investasi dari sektor digital ke sektor pendidikan dan kesehatan. 

Hal ini disampaikan oleh Partner LLV, Bayu Seto, dalam acara Media Briefing LLV Strategic Partnership & H2 2024 di Jakarta, Kamis (12/9).

Menurut Bayu, LLV tidak lagi hanya berfokus pada startup digital, tetapi akan mulai mengalihkan perhatian ke perusahaan yang lebih matang, seperti universitas, rumah sakit, dan klinik.

Baca Juga: Gaet Pemerintah New South Wales, Ini yang Tengah Diupayakan Living Lab Ventures

Chief Transformation Officer Sinar Mas Land, Mulyawan Gani, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada potensi besar yang dimiliki sektor kesehatan dan pendidikan. 

Mulyawan menyebutkan, pertumbuhan pengeluaran di sektor kesehatan diperkirakan mencapai 12% per tahun, dua kali lipat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang hanya 4%-5%.

Sinar Mas Land juga tengah bersiap memasuki industri medis di Bumi Serpong Damai (BSD), yang termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

Dengan status KEK, BSD memiliki kemudahan mendatangkan tenaga medis asing, serta menarik diaspora Indonesia untuk bekerja di sektor kesehatan di kawasan tersebut. KEK juga menawarkan pembebasan pajak dan berbagai fasilitas pendukung.

Baca Juga: Living Lab Ventures Hadirkan Launchpad, Gerbang Utama Startup Global untuk Ekspansi

Sebagai informasi, BSD akan dikembangkan menjadi KEK yang berfokus pada pendidikan, riset kesehatan, ekonomi digital, pengembangan teknologi, layanan kesehatan, dan biomedical. 

Rencana ini telah disetujui pada Mei 2024, namun masih menunggu Peraturan Presiden dari Presiden Jokowi atau presiden terpilih Prabowo Subianto.

Sementara itu, investasi di startup Indonesia menunjukkan penurunan. Chairman Nexticorn Foundation, Rudiantara, mengungkapkan bahwa pendanaan startup menurun dari US$ 526 juta pada semester I-2023 menjadi US$ 300 juta pada semester I-2024, terutama pada startup tahap awal.

Baca Juga: Living Lab Ventures Investasi di Digital Classifieds Group, Perusahaan Induk Lamudi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga melaporkan bahwa pembiayaan modal ventura pada Juli 2024 mencapai Rp 16,18 triliun, turun 10,67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Tren penurunan ini melanjutkan kontraksi pada Juni 2024, di mana pembiayaan menyusut 10,97% YoY dengan nilai Rp 16,22 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×