Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini Presiden Joko Widodo menyoroti porsi kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hanya 19% dari total penyaluran kredit.
Apalagi jika melihat data Bank Indonesia (BI), tercatat pada Januari 2024 penyaluran kredit ke sektor ini hanya tumbuh 8,9% secara tahunan menjadi Rp 1.357,5 triliun.
Pesiden Jokowi pun meminta agar perbankan melakukan terobosan guna memperbesar porsi kreditnya terutama dari sisi permodalan. Orang nomor satu di Indonesia ini mematok target penyaluran ke segmen ini sebesar 30% di tahun ini.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai bank terbesar yang fokus dalam penyaluran kredit ke segmen UMKM mencatatkan porsi kredit UMKM sebesar 84,38%. Wajar saja karena fokus BRI adalah penyaluran kredit UMKM.
Baca Juga: Strategi Bank Himbara Genjot Penyaluran Kredit UMKM pada 2024
Direktur Utama BRI Sunarso menargetkan porsi kredit UMKM yang lebih tinggi lagi yaitu 85% sampai tahun 2025 dengan pertumbuhan mencapai 11%-12% pada 2024. Sepanjang tahun 2023 tercatat BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2% yoy menjadi Rp 1.266,4 triliun.
Untuk sampai di angka tersebut, Bank pelat merah ini mengaku akan tetap fokus pada UMKM khususnya di ultra mikro, yakni melanjutkan kinerja dan strategi Holding Ultra Mikro (UMi) sebagai sumber pertumbuhan yang baru.
"Selama ini, dari segi perluasan Holding UMi berhasil menambah sebanyak 6 juta debitur, menjadi 37 juta debitur untuk mendapatkan akses keuangan formal per Desember 2023," kata Sunarso belum lama ini.
Di samping itu, Holding UMi telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 53 triliun melalui plafon digital atau cashless kepada lebih dari 8,6 juta nasabah. Holding UMi juga telah mengintegrasikan lebih dari 31 juta data untuk digunakan sebagai cross selling pemasaran.
Baca Juga: Bank Himbara Masih Menunggu Aturan Hapus Buku Kredit Macet UMKM
MKM secara efisien dan efektif, oleh karenanya BRI bisa memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat.
Di sisi lain, Geral Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Sunarna Eka Nugraha mengungkapkan kemudahan akses dan pengetahuan terkait literasi keuangan menjadi tantangan penyaluran kredit UMKM melambat.
"Pemahaman terkait akses perbankan dan manajamen keuangan usaha yang belum merata, jejak pembayaran kredit yang kurang baik, hingga kesulitan memenuhi persyaratan pengajuan kredit," katanya kepada KONTAN, Rabu (28/2).