Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Industri reasuransi kian optimistis menjalani tahun 2015 ini. Kebijakan kewajiban memakai reasuransi dalam negeri berpeluang menambah premi. Sejumlah perusahaan reasuransi akan meningkatkan kapasitas guna menangkap peluang tersebut. Caranya adalah dengan menambah modal kerja.
Ambil contoh, PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo). Perusahaan reasuransi milik pemerintah ini berkeinginan menggenjot premi reasuransi di segmen asuransi umum. Pasalnya, selama ini banyak premi reasuransi yang dibuang ke luar negeri.
Adi Pramana, Direktur Utama PT Reasuransi Internasional Indonesia mengatakan, risk based capital (RBC) Reindo saat ini masih terbilang aman yakni di kisaran 150%. Kendati demikian, penambahan modal menjadi hal penting untuk menyerap lebih banyak premi di tahun ini.
Namun, Adi enggan membocorkan secara rinci strategi penambahan modal ini karena masih dalam tahap pembahasan. "Yang pasti, kami akan nambah modal tahun ini untuk meningkatkan kapasitas Reindo," katanya.
Ia pun yakin di tahun ini, Reindo bisa mencatatkan pertumbuhan premi sekitar 50% ketimbang tahun lalu. Pada 2014, premi bruto Reindo sebesar Rp 2 triliun. Artinya, pada tahun ini, Reindo bisa mengantongi premi senilai Rp 3 triliun.
Menurut Adi, Reindo bakal mencuil premi reasuransi yang selama ini terbang ke luar negeri. Saat ini, porsi reasuransi umum Reindo dominan yakni sekitar 60% dari total premi.
Nantinya, kontribusi dari premi reasunasi umum ditargetkan mencapai lebih dari 70%, sementara premi premi asuransi jiwa bakal mengecil menjadi kurang dari 30%. "Optimalisasi kapasitas reasuransi lokal bakal banyak berdampak di reasuransi umum," ujar Adi.
Pada tahun lalu, Reindo meraup laba Rp 190 miliar. Bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih di tahun 2013, ada kenaikan lebih dari 77,5%..
Peningkatan modal juga direncanakan PT Reasuransi Nasrional Indonesia (Nasre). Induk usaha mereka, PT Askrindo berencana menyuntik Rp 75 miliar sebagai tambahan modal di 2015 ini.
Direktur Utama Askrindo, Antonius Chandra mengatakan, meski rasio RBC Nasre saat ini masih di atas 120%, namun peluang menyerap premi di tahun ini semakin besar seiring upaya pemerintah menurunkan defisit premi yang dibuang ke luar negeri. "Sehingga kapasitasnya harus kami perbesar," ujarnya.
Dengan penambahan kapasitas modal untuk membantu menggenjot premi, Nasre pun ditargetkan bisa mencatat pertumbuhan premi sampai 70% di tahun ini. Hingga akhir Desember nanti, premi yang bisa dikantongi diharapkan menembus Rp 3,5 triliun, dari sebesar Rp 2,09 triliun di akhir 2014 lalu.
Begitu pula dari sisi laba bersih, ditargetkan bisa mencapai Rp 200 miliar atau naik sekira 53% secara year on year (yoy). Sepanjang tahun lalu, laba bersih Nasre tercatat sebesar Rp 131 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News