kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Grup Salim beli saham Bank Mega, apa dampaknya ke bisnis Bank Ina Perdana?


Minggu, 10 Januari 2021 / 19:50 WIB
Grup Salim beli saham Bank Mega, apa dampaknya ke bisnis Bank Ina Perdana?
ILUSTRASI. Stan Bank Ina Perdana alias Bank Ina saat pameran pasar keuangan rakyat di Jakarta (21/12). KONTAN/Daniel Prabowo/21/12/2014


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Salim, lewat PT Indolife Pensiontama membeli 422,8 juta saham PT Bank Mega Tbk (MEGA), bank milik pengusaha Chairul Tanjung. Nilai pembelian Salim Grup ini setara 6,07% saham Bank Mega (MEGA).

Dalam laporan pemegang saham di atas 5% PT Kustodian Sentral Efek Indonesia tanggal 4 Januari 2021, terungkap Indolife Pensiontama (Salim Grup) membeli tiga kali saham Bank Mega (MEGA).

Adapun penyelesaian transaksi pembelian saham MEGA oleh Indolife Pensiontama pada 30 Desember 2020.  Secara lebih rinci, pembelian saham Bank Mega dilakukan pertama sebanyak 304,61 juta saham, kemudian 22,62 juta saham, dan terakhir 95,57 juta saham.

Baca Juga: Asyik, sederet bank besar membuka peluang untuk turunkan lagi bunga kredit

Nah, aksi ini bisa dibilang menjadi langkah terbaru Grup Salim untuk lebih serius menjajal pasar industri keuangan. Sekadar mengingatkan, perusahaan asuransi jiwa dan dana pensiun, Indolife Pensiontama memiliki sejumlah saham perbankan, antara lain di Bank Ina Perdana Tbk (BINA) dengan kepemilikan saham sebesar 22,47%.

Menanggapi hal ini, Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu tidak berbicara banyak. Menurutnya, meskipun pemegang saham perusahaan telah mencaplok saham Bank Mega, sejatinya pokok bisnis Bank Ina belum bakal berubah. 

Pun, untuk kemungkinan bakal terjadinya kolaborasi antara Bank Mega dengan Bank Ina dalam waktu dekat masih belum bisa dipastikan. "Untuk sementara, belum ada rencana kesana (kolaborasi). Karena masing-masing bank sudah punya rencana bisnis dan segmen bisnis tersendiri," singkatnya kepada Kontan.co.id, Minggu (10/1). 

Lagipula untuk tahun ini, Bank Ina menyebut pihaknya sudah punya rencana bisnis. Salah satunya adalah mengembangkan infrastruktur sekaligus teknologi digital perbankan di Bank Ina untuk lebih banyak menjajal potensi bisnis. "Kami berharap sebelum akhir tahun, kami bisa menyediakan layanan digital," jelasnya. 

Baca Juga: Jumlah pengelola dana pensiun terus berkurang, ini penyebabnya

Sebagai informasi saja, Daniel sebelumnya menjelaskan kalau strategi bisnis Bank Ina tahun ini akan fokus ke kredit melalui skema supply chain. Pihaknya pun memproyeksi pertumbuhan kredit mampu tumbuh dua digit. 

Selanjutnya: Bank BUMN pastikan biaya dana bakal tetap melandai di tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×