kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hanya 57% masyarakat Indonesia percaya pada perlindungan data di layanan keuangan


Rabu, 03 Maret 2021 / 23:01 WIB
Hanya 57% masyarakat Indonesia percaya pada perlindungan data di layanan keuangan


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital memiliki peran penting dalam membentuk tren di berbagai industri, termasuk layanan keuangan. Masyarakat semakin mudah  melakukan kegiatan perbankan secara digital dan transaksi cashless

Di samping perbankan yang menawarkan layanan mobile dan online banking, semakin banyak perusahaan financial technology (fintech) yang bermunculan dan mendapatkan popularitas. Terutama selama pandemi Covid-19. Fintech memainkan peranan penting dalam menyediakan layanan publik, memberikan solusi pembayaran digital untuk masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dan masyarakat di daerah pedesaan yang tidak terjangkau oleh bank.

Surung Sinamo, Country Manager F5 mengatakan, saat transaksi bergeser secara online, penyedia layanan keuangan mendapatkan tekanan berinovasi dengan cepat guna memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang secara digital.  Mereka dituntut menyediakan platform digital yang mudah digunakan, dan dapat diakses di berbagai perangkat. 

“Sebagaimana nasabah mengharapkan fitur pada aplikasi mobile yang terintegrasi dengan baik. Seperti kemampuan untuk menyetor uang dan menerima notifikasi aktivitas perbankan secara real time, penyedia jasa keuangan perlu berinteraksi dengan pelanggan di banyak touchpoint dan diharaphkan mampu memberikan pengalaman perbankan yang terintegrasi," kata Surung saat konferensi pers virtual, Rabu (3/3).

Seiring ertumbuhan sektor keuangan yang masif, industri ini juga mengalami lonjakan serangan siber dan aktivitas fraud. Keamanan data menjadi perhatian khusus dan penjahat siber terus mencari kerentanan baru untuk dieksploitasi dengan serangan yang semakin canggih. Menurut F5's Curve of Convenience 2020 Report: The Privacy Convenience Paradox, hanya sekitar 57% konsumen di Indonesia yang percaya layanan keuangan cukup efektif dalam hal privasi data dan perlindungan informasi pribadi.

Masih banyak serangan siber yang dialami di industri layanan keuangan, dengan bentuk yang umum termasuk pembobolan data, di mana informasi sensitif mulai dari nama nasabah, alamat, hingga rekening bank dan nama ibu kandung bocor. Kemudian data tersebut dijual secara online di dark web atau digunakan untuk melakukan tindakan kriminal lain.

Maka, penting bagi masyarakat menjaga keamanan data mereka. F5 menawarkan rangkaian solusi. Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence)  dan machine learning. Sehingga diharapkan bisa mengalahkan penipuan atau fraud.  

"Di masa yang tidak menentu ini dan layanan keuangan merupakan hal yang sangat penting, pemenangnya adalah mereka yang mencapai keseimbangan antara kenyamanan dan keamanan nasabah," imbuh Surung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×