kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO diprediksi naik, bank dorong penyaluran kredit komoditas


Minggu, 09 Februari 2020 / 19:13 WIB
Harga CPO diprediksi naik, bank dorong penyaluran kredit komoditas
ILUSTRASI. Petugas teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melayani nasabah di Bank BNI Jakarta, Kamis (19/12). Sejumlah bank yakin kredit komoditas tahun ini akan lebih baik sejalan tren kenaikan harga CPO./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/19/12/2019


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan menyakini penyaluran kredit komoditas tahun ini akan tumbuh lebih baik dari tahun 2019. Pasalnya, tren harga komoditas terutama Crude Palam Oil (CPO) akan terus membaik dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri.

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agroniaga) misalnya menargetkan penyaluran kredit ke sektor pertanian khususnya komoditas kelapa sawit akan tumbuh lebih dengan target pertumbuhan sekitar 10%-15%.

Baca Juga: Dukung penggunaan QRIS, BRI gencar masuk Ke sektor UMKM dan transportasi

Plt. Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang memperkirakan tren harga komoditas terutama CPO yang menjadi komoditas dengan portofolio terbesar di BRI Agro diperkirakan akan terus membaik. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi peningkatan harga CPO adalah penurunan tarif impor CPO India dari Indonesia dari 50% menjadi 45%.

"Dari sisi dalam negeri, program B30 yang akan dilakukan pada tahun 2020 diprediksi akan menjadi faktor meningkatnya harga CPO karena akan mendongkrak konsumsi domestik," kata Ebeneser pada Kontan.co.id, Jumat (7/2).

Ebeneser menabahkan, ketegangan hubungan India dan Malaysia karena faktor politik yang berujung pada larangan untuk membeli minyak olahan yaitu salah satunya CPO dari malaysia tentu akan menjadi peluang yang bagus bagi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia saat ini,

BRIAgro memperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan komoditas CPO dari India. Oleh karena itu, penyaluran kredit CPO akan semakin meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan dan harga tahun ini.

Baca Juga: Perbaiki portofolio bisnis, premi Jasindo terkoreksi 3,92% di 2019

Adapun pada tahun 2019, penyaluran kredit BRIAgro di sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 4,74%. Ebeneser bilang, penyaluran kredit di sektor itu tumbuh terbatas karena mempertimbangkan beberapa faktor yaitu faktor kekeringan yang terjadi selama tahun 2019 telah mengganggu produktivitas dari berbagai komoditas agribisnis dan perseroan juga memilih lebih selektif guna menghindari kredit bermasalah.

Komoditas yang menjadi portofolio pembiayaan BRIAgro adalah Kelapa sawit, Hutan Tanaman Industri, Peternakan, Karet, Kopi, Tebu, Teh, Perikanan, Kopi, Padi dan Palawija serta perkebunan tanaman lainnya. Kelapa sawit mendominasi pembiayaan bank ini di sektor pertanian dengan porsi 93%.

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melihat ketegangan India dan Malaysia cenderung tidak berpengaruh pada supply dan demand komoditas CPO saat ini. Namun, perseroan memandang kondisi itu dapat memberi dampak pada shifting suplly CPO di India dari Malayasia ke Indonesia sehingga dapat membuka peluang ekspor Indonesia ke negara itu.

Baca Juga: APBI: Virus corona berpotensi dorong ekspor batubara, tapi...

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI menyebut peluang Indonesia tersebut bisa berdampak positif pada pembiayaan bank di sektor CPO. Di samping itu, dukungan pemerintah melalui penerapan program B30 menurutnya juga bisa berdampak pada munculnya permintaan baru bagi komoditas CPO yang bisa mendongkrak pertumbuhan kredit komoditas BNI.

Meskipun ada peluang untuk mendorong pertumbuhan, BNI hanya menargetkan pertumbuhan moderat untuk penyaluran kredit komoditas tahun 2020 ini. Hery bilang, pertumbuhan kredit komoditas perseroan selama dua tahun terakhir masih didominasi oleh CPO.

Tahun lalu, penyaluran kredit komoditas BNI hanya tumbuh 4,9% YoY menjadi Rp 54,04 triliun. CPO mendominasi penyaluran kredit tersebut dengan porsi sekitar 84%.

Baca Juga: Virus corona pengaruhi industri CPO hingga mamin Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×