Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang dikenal Jasindo mencatatkan pendapatan premi senilai Rp 5,39 triliun. Nilai itu turun 3,92% year on year (yoy) dari pencapaian tahun 2018 lalu senilai Rp 5,61 triliun.
Plt Dirut Asuransi Jasindo Didit Mehta Pariadi bilang pendapatan premi tahun lalu menurun lantaran dalam dua tahun terakhir, persero tengah memperbaiki memperbaiki portofolio bisnis. Seiring dengan itu, Jasindo sepanjang 2019 telah melakukan transformasi menjadi berbasis pelanggan.
Baca Juga: Meski ekonomi cuma tumbuh 5,02%, premi asuransi umum tahun lalu masih naik dua digit
"Saat kita masuk ke pasar risiko tinggi misalnya pembiayaan kendaraan bermotor melalui lembaga pembiayaan atau pasar asuransi kredit komersial dari bank BUMN, ternyata profil risikonya besar dari yang kita perkirakan. Sehingga kita menghentikan laju pertumbuhannya," ujar Didit di Jakarta pada Rabu (5/2).
Lanjut Ia, langkah ini memang menekan pertumbuhan bisnis dalam jangka pendek. Namun Ia mengaku dalam jangka panjang akan menguntungkan lantaran bisa menekan laju pertumbuhan klaim.
Direktur Operasi Ritel Jasindo Sahata L. Tobing menyebut pada 2019 lalu portofolio Jasindo paling besar berasal dari asuransi properti hampir 25%. Lalu asuransi oil and gas sekitar 15%, baru asuransi ritel.
"Tahun ini target premi kita kita Rp 6,4 triliun. Kita harapkan bisa tumbuh dari aspek-aspek yang menguntungkan. Misalnya marine cargo, lalu logistik yang bergerak. Selain itu kita melihat bisnis pertanian akan berkembang, ketiga bisnis kesehatan akan kita naikkan," jelas Sahata.
Baca Juga: Sompo Insurance kembali berpartisipasi dalam CIMB Niaga Xtra Xpo 2020
Ia melihat kesadaran akan kesehatan semakin meningkat. Ia menilai permintaan asuransi kesehatan di atas BPJS Keseharan semakin deras. Asal tahu saja, Jasindo menenangkan tender untuk menyediakan jasa asuransi kesehatan bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News