Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali ditutup menguat pada akhir pekan ini. Hingga penutupan perdagangan Jumat (12/9), BBCA ditutup naik 0,96% menjadi Rp 7.925 per saham.
Sejalan dengan itu, investor asing juga tampaknya kembali masuk ke saham bank swasta terbesar di Indonesia ini. Pasalnya, pada perdagangan pada akhir pekan ini, BBCA mencatatkan net foreign buy hingga Rp 121,14 miliar.
Memang, jika dilihat dalam sepekan, BBCA terpantau masih mengalami koreksi sekitar 0,94%. Ini akibat koreksi dalam yang terjadi pada awal pekan ini.
Analis Trimegah Sekuritas Jonathan Gunawan pun mengatakan pada dasarnya, BBCA terkenal dengan bisnis model yang prudent dan konservatif dalam membuat rencana bisnis bank. Sehingga tidak heran, bank ini kerap mencapai target, baik dari sisi penyaluran kredit hingga bottom line.
Ia mencontohkan untuk penyaluran kredit, manajemen tetap pada pedoman target pertumbuhan 6% hingga 8% pada 2025. Padahal pada semester I-2025 saja pertumbuhannya sudah 12,9%.
Baca Juga: Beban Bunga Naik 7,6% di Juli 2025, BCA Optimalkan CASA Buat Dongkrak Pendapatan
“Jadi target kredit dari manajemen besar kemungkinan akan tercapai, bahkan terlampaui," ujarnya, Jumat (12/9/2025)
Bila dibedah lagi pertumbuhan kredit BBCA pada semester I-2025 banyak disumbang sektor produktif terutama pada segmen korporasi yang tumbuh 16,1% secara tahunan, komersial tumbuh 12,6%, hingga SME tumbuh 11,1%. Sementara pada sektor konsumer juga tumbuh moderat sebesar 7,6%.
Jonathan pun menilai yang menarik adalah ketima segmen kredit di SME BCA tumbuh jauh di atas rata-rata industri perbankan. Menurutnya, ini disebabkan BCA banyak melakukan take over kredit SME berkualitas baik.
“Price kredit SME BCA cukup kompetitif sehingga market share di SME bisa tumbuh di antara industri perbankan," tambahnya.
Dari sisi pendanaan, CASA BCA mencapai Rp 982 triliun dengan rasio 82,5% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 78%. Total secondary reserves & marketable securities BBCA mencapai Rp433 triliun, atau sekitar 29% dari total aset.
Baca Juga: BCA Makin Genjot Bisnis Dana Kelolaan Lewat Wealth Summit 2025
“Likuiditas BBCA sangat ample sehingga tidak perlu terlibat dalam kompetisi bunga deposito yang ketat. Likuiditas ini juga lebih dari cukup untuk mendukung ekspansi kredit,” ujar Jonathan.
Sepanjang Semester I-2025, BCA mencatat laba bersih Rp 29 triliun, naik 8% yoy. Net interest income tumbuh 7%, sementara non-interest income melompat 10,6% berkat peningkatan fee-based income dan trading income. Rasio kredit bermasalah (NPL) masih terjaga di 2,2% dengan coverage ratio 167%.
Menurut Jonathan, dengan kondisi ekonomi makro semester II-2025 yang diprediksi semakin membaik, maka diyakini akan terjadi peningkatan kualitas kredit pada perbankan secara keseluruhan, termasuk BBCA.
“Bila kualitas kredit membaik, maka pencadangan bisa dikurangi pada semester II sehingga memberi ruang lebih pada pertumbuhan laba. Hal ini sesuai dengan pernyataan manajemen yang menyatakan pencadangan akan dijaga pada level cukup," ujarnya.
Baca Juga: Alih-Alih Buyback, BCA Pilih Kuatkan Fundamental untuk Kerek Harga Saham
Selanjutnya: Begini Cara Praktis Menjaga Kelembapan Kulit Sehari-hari
Menarik Dibaca: Begini Cara Praktis Menjaga Kelembapan Kulit Sehari-hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News