kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil investasi anjlok, industri asuransi jiwa merugi Rp 2,17 triliun di 2018


Kamis, 28 Februari 2019 / 15:39 WIB
Hasil investasi anjlok, industri asuransi jiwa merugi Rp 2,17 triliun di 2018


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri asuransi jiwa terpuruk pada tahun 2018. Secara industri, perusahaan asuransi jiwa di tahun lalu membukukan kerugian. Salah satu sebabnya akibat penurunan hasil investasi sepanjang tahun 2018.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai 2018, industri asuransi jiwa mencetak rugi setelah pajak senilai Rp 2,17 triliun. Di tahun sebelumnya, industri asuransi jiwa mencatatkan laba setelah pajak Rp 11,12 triliun.

Ketua Bersama Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Maryoso Sumaryono menjelaskan, untuk menghitung laba bisa terlihat dari beberapa pos, yakni pendapatan premi serta pendapatan investasi yang kemudian dikurangi dari pembayaran klaim dan cadangan premi.

“Dari situ, akan bisa terlihat apakah selisih instrumen tersebut bisa menghasilkan laba yang positif atau negatif,” kata Maryoso di Jakarta, ketika ditemui beberapa waktu lalu.

Yang jelas, kata dia, investasi industri asuransi jiwa tengah memerah seiring penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks obligasi ritel serta korporasi. Hal tersebut mengakibatkan hasil investasi industri menyusut tajam.

Tercatat pada Desember 2018, hasil investasi industri asuransi jiwa hanya Rp 6,62 triliun, atau menyurut 86,13% dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp 47,75 triliun.

Penurunan laba juga dialami PT Capital Life Indonesia. Realisasi laba perusahaan asuransi jiwa ini turun 13,32% menjadi Rp 47,36 miliar pada 2018. Direktur PT Capital Life Robin Winata mengatakan, penurunan laba tersebut karena hasil investasi tidak sebaik tahun sebelumnya.

"Hasil investasi tidak sebaik tahun sebelumnya menjadi faktor penurunan laba perusahaan,” ungkapnya.

Meski demikian, ada yang mencatatkan kinerja laba positif seperti PT Asuransi Jiwas Taspen (Taspen Life). Taspen Life mencatat kenaikan laba sebesar 16,11% menjadi Rp 76,15 miliar di 2018.

Direktur Utama Taspen Life Maryoso menyebut, kenaikan laba tersebut berkat pertumbuhan hasil investasi sebesar 7,91%. Selain itu kemudian pendapatan premi juga naik 6,79% sehingga Taspen Life mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 738,45 miliar, atau meningkat 8,59% secara year on year (yoy).

“Dari awal kami konsisten membuat suatu produk yang mempertimbangkan benefit, profil risiko dan beban tetap sedari awal. Dengan begitu, kami bisa mencapai laba yang sudah ditargetkan,” kata Maryoso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×