Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perbankan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) alias Himbara terus melakukan konsolidasi untuk persiapan sebelum pembentukan holding. Terakhir, bank pelat merah berkeinginan untuk membeli 80% saham PT Jalin Pembayaran Nasional (JPN) dari PT Telkom.
JPN merupakan perusahaan switching yang 100% sahamnya masih dimiliki PT Telkom. Pembelian mayoritas saham ini bertujuan agar bank pelat merah mempunyai perusahaan switching sendiri.
Nantinya, JPN akan digunakan Himbara untuk menjalankan operasional ATM bank BUMN. Sebab, saat ini, JPN sudah mengantongi izin switching dari Bank Indonesia.
Ogi Prastomiyono, Ketua Tim Penggabungan ATM Himbara mengatakan, nantinya bank BUMN akan menggunakan Danareksa sebagai perusahaan perantara dalam pembelian switching ini.
"Nanti bank BUMN akan membeli spesial fund dari Danareksa, dana fund ini akan digunakan untuk operasional (dan pembelian) JPN," ujar Ogi di Monas, Rabu (7/6).
Langkah ini, menurut Ogi, dilakukan Himbara sebagai opsi kedua jika holding perbankan belum juga terbentuk sampai akhir 2017. Sebelumnya, bank BUMN memang berkeinginan membeli switching JPN melalui holding.
Pasalnya, perbankan tidak bisa melakukan penyertaan modal secara langsung di lembaga non keuangan. Hal ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 15/11/PBI/2013.
Nantinya Telkom masih akan memiliki 20% saham dari JPN. Himbara menargetkan pada Januari 2018, seluruh transaksi ATM bisa dilakukan oleh JPN. Namun, Ogi belum bersedia merinci jumlah dana yang disiapkan bank pelat merah untuk akuisisi ini.
Namun, Himbara mengaku sudah menyiapkan SDM untuk menyambut operasional JPN secara penuh pada Januari 2018. Sebanyak 500 orang sudah disiapkan untuk operasional switching Himbara ini.
Saat ini, switching JPN juga sedang menunggu izin prinsip BI terkait kartu debit. Diharapkan setelah izin diberikan, enam bulan setelahnya operasional prinsipal kartu debit ini bisa berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News