Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank BUMN mengakui bahwa sumber valas perbankan selama ini terbatas. Padahal seiring dengan menguatnya dollar seperti saat ini ada peningkatan permintaan valas.
"Biasanya dari eksportir terus juga dari pinjaman valas," kata Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI, Kamis (7/9). Dia menambahkan, permintaan valas tak hanya dollar.
BNI mengatakan bahwa seiring permintaan valas yang naik, bank semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan valas. Beberapa kegiatan seperti impor merupakan penyumbang utama permintaan valas selain juga kebutuhan jual beli valas untuk transaksi.
Bagaimana dengan DPK valas BNI? Menurut Baiquni, pertumbuhannya cukup normal. Untuk DPK valas pertumuhannya terakhir sekitar 13%-14%. Baiquni mengakui bahwa karena bukan mata uang utama maka pertumbuhan simpanan valas tidak terlalu signifikan.
Porsi simpanan valas juga tidak terlalu besar dibandingkan DPK. BNI mencatat porsi simpanan valas sebesar 15%-18% dari total DPK.
Seiring dengan terbatasnya sumber dana valas, BNI juga selektif dalam memberikan kredit valas. Mayoritas nasabah BNI yang dibiayai kredit valas adalah yang berorientasi ekspor.
Maryono, Ketua Himbara mengatakan, seiring dengan pelemahan rupiah, bank mengimbau pada debitur bank Bank BUMN agar selektif dalam menggunakan valas.
"Diharapkan debitur supplier bisa lebih cermat dalam menggunakan valas," kata Maryono Kamis (7/9). Maryono yang merupakan direktur utama BTN ini menyebut, karena BTN fokus ke perumahan sebenernya debiturnya relatif tidak ada yang melakukan transaksi valas.
Namun BTN mengakui beberapa Bank BUMN lain mempunyai transaksi valas yang cukup aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
