Reporter: Galvan Yudistira, Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kian lunglai. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,02% ke level 14.938 per dollar AS pada Rabu (5/9).
Bahkan menurut pantauan nilai kurs KONTAN terhadap 10 bank besar, nilai jual dollar AS di bank telah menyentuh Rp 15.000 sejak Jumat (31/8) pekan lalu.
Dody Arifianto, Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, di tengah pelemahan rupiah sejauh ini belum melihat ada pergerakan penarikan simpanan valuta asing (valas) oleh nasabah. "Pergerakan simpanan valas per Juli masih wajar," kata Dody, Rabu (5/9).
Mengutip data terbaru Bank Indonesia (BI) sampai Juli 2018, simpanan valas nasabah tumbuh 10,5% year on year (yoy) atau lebih tinggi pertumbuhannya dibandingkan Juni 2018 yang tumbuh 3,2% yoy.
Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga bilang, belum ada debitur perbankan yang melakukan penundaan pembayaran kredit valas karena nasabah sudah memperhitungkan pelemahan rupiah sebelumnya (price in). Namun OJK belum mengecek jika ada perusahaan atau debitur yang mempunyai eksposure utang ke kredit luar negeri.
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP bilang, dengan kondisi pelemahan rupiah seperti sekarang tidak serta menyebabkan debitur yang baik menunda pembayaran. Juga secara prinsip, umumnya debitur valas sudah memiliki pendapatan valas atau transaksi lindung.
Saat ini debitur valas cukup beragam, termasuk sektor agribisnis. "Tidak ada penarikan simpanan valas," ujar Parwati, Rabu (5/9)
Bank Central Asia (BCA) juga mengaku pembayaran kredit valas masih seperti biasa. Pada umumnya debitur valas di BCA untuk perdagangan. "Pembayaran kredit valas oleh debitur biasa saja," ujar Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim.
Kredit valas BCA sekitar 6% dari total penyaluran kredit. Hingga Juli 2018 total penyaluran kredit BCA Rp 495,23 triliun, tumbuh 14% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News