Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Ahmad Febrian
Beberapa bank besar di Indonesia nampaknya memang tidak terlalu menggebu-gebu untuk menyalurkan kredit. Ambil contoh, Bank Mandiri yang hanya memproyeksi kredit satu digit tahun ini. Direktur Keuangan Bank Mandiri Silvano Rumantir menyebut, prioritas Bank Mandiri saat ini adalah untuk menekan risiko kredit.
Bank Mandiri memilih lebih dulu fokus menyelesaikan proses restrukturisasi kredit untuk debitur yang memerlukan keringanan. "Target pinjaman sampai akhir tahun tetap sehat, tetapi mungkin satu digit," katanya belum lama ini.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya mematok pertumbuhan kredit 4%-5% saja di tahun ini. Menurut Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, proyeksi pertumbuhan kredit itu turun dari proyeksi sebelum pandemi yang mencapai dua digit.
Per Juni 2020 lalu, BRI membukukan realisasi kredit tumbuh sebesar 5,23% yoy menjdi Rp 922,97 triliun.
Sedikit berbeda, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha justru lebih percaya diri di paru kedua tahun ini. Menurutnya, pada akhir tahun ini kredit Bank Jatim bisa tumbuh sekitar 10%.
Proyeksi itu lebih optimis dari target yang ingin tumbuh 8% saja tahun ini. Tentunya, hal itu dipicu dari stimulus pemerintah berupa penempatan dana sebesar Rp 2 triliun ke Bank Jatim. "Kami dapat penempatan dana Rp 2 triliun, targetnya kami salurkan Rp 4 triliun dalam bentuk kredit," tuturnya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8) lalu.
Sementara Ekonom Oxford Economics, Sung Eun Jung mengatakan kepada Nikkei Asian Review, Kamis (6/8), rendahnya suku bunga dan kredit macet akibat pandemi virus korona, akan terus membebani kinerja bank-bank di Asia Tenggara. Suram.
Baca Juga: Bantu kerek ekspor, BNI berikan kredit untuk importir produk Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News