Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah mencatatkan kinerja yang impresif per Oktober 2024. Hal tersebut tercermin dari laba bersih dan pembiayaan yang tumbuh dobel digit.
Jika dilihat secara industri, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bank umum syariah per September 2024 meningkat 10,92% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 12,12 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 10,93 triliun.
Pertumbuhan tersebut seiring dengan pembiayaan yang tumbuh 12,31% yoy menjadi Rp 400,67 triliun per September 2024, naik dari periode tahun lalu Rp 356,74 triliun.
Baca Juga: 10 Bank Aset Terbesar di Indonesia Beberkan Target Pertumbuhan Kredit di 2025
Adapun rasio kualitas pembiayaan atau NPF bank umum syariah di level 2,14% per September 2024, turun dari 2,28% per September 2023,
Dari sisi likuiditas, Bank Syariah secara industri mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 483,30 triliun per September 2024, meningkat 11,7% yoy dibandingkan periode tahun lalu Rp 432,66 triliun.
Pertumbuhan kinerja yang positif juga terlihat di sejumlah bank syariah seperti, PT Bank BCA Syariah yang mencatatkan peningkatan laba bersih yang tumbuh 11,0% yoy per Oktober 2024 mencapai Rp 149 miliar. Pertumbuhan ini seiring dengan pembiayaan yang mampu tumbuh 33,8% yoy mencapai Rp 10,6 triliun.
"Kami optimis sampai dengan akhir tahun mampu mencatatkan pertumbuhan yang solid sebagaimana target yang telah ditetapkan," ungkap Direktur BCA Syariah Pranata kepada kontan.co.id, Selasa (10/12).
Baca Juga: Sejumlah Bank dengan Aset Terbesar Beberkan Target Pertumbuhan Kredit di 2025
Pranata menyebut, BCA Syariah terus mendorong penghimpunan DPK dengan melakukan penyempurnaan fitur pada e-channel. Salah satunya dengan dirilisnya new mobile banking BSya. Hal ini membuat DPK perseroan tumbuh 15,0% yoy mencapai Rp 11,5 triliun per Oktober.
Dalam menghadapi tantangan di tahun mendatang, BCA Syariah juga optimistis dapat menunjukkan pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan. Optimisme ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh IMF yang memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5%, serta proyeksi suku bunga acuan ke depan yang akan mengalami tren penurunan.
"Kinerja DPK ditargetkan tumbuh pada kisaran 10%-12% sementara pembiayaan pada kisaran 12%-15% secara yoy dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian serta memperkuat engagement dengan nasabah, baik nasabah dana, maupun pembiayaan," imbuhnya.
Baca Juga: Pembiayaan Konsumer Bank Mega Syariah Tumbuh 24,1% pada November 2024
Adapun, Bank bjb syariah mencatatkan kinerja yang cukup baik hingga Oktober 2024. Terlihat dari pembiayaan mencapai Rp 9,34 triliun, tumbuh sebesar 11,02% yoy. DPK yang dihimpun per bulan Oktober 2024 sebesar Rp 9,91 triliun, tumbuh 7,49% yoy, sedangkan Bank membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp54,1 miliar pada bulan Oktober 2024.
Arief Setyahadi, Direktur Utama bank bjb syariah menyampaikan, pencapaian pertumbuhan kinerja tersebut didorong oleh pertumbuhan bisnis dari pembiayaan dan DPK. Pendapatan juga didukung oleh pertumbuhan transaksi digital.
Sampai dengan akhir tahun 2024, perseroan memproyeksikan laba, pembiayaan dan DPK akan terus tumbuh. Pembiayaan diproyeksikan pada akhir tahun bisa mencapai Rp 9,71 triliun, DPK tumbuh sebesar Rp 10,22 triliun dan target laba sebelum pajak adalah sebesar Rp 70,43 miliar.
Bank juga tetap optimistis pada tahun 2025 laba, pembiayaan dan DPK akan terus tumbuh dengan target pembiayaan sebesar Rp 11,1 triliun, DPK Rp 11,62 triliun dan laba sebelum pajak sebesar Rp 102,8 miliar.
Baca Juga: BSI Raih Dua Penghargaan di BI Award 2024
"Bank optimis ekonomi akan terus tumbuh, sebagaimana yang direncanakan oleh pemerintah saat ini," ujarnya.
Sementara PT Bank Mega Syariah mencatatkan laba, dan pembiayaan yang menurun di Oktober 2024 masing-masing penurunannya mencapai 26,82% dan 3,2%. Walau demikian, dari sisi dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 10,51 triliun atau naik 0,7% Ytd. Dari total DPK porsi dana murah/CASA meningkat dari 30% pada Oktober 2023 menjadi 33% pada Oktober 2024.
Corporate Secretary Division Head, Hanie Dewita mengatakan, kinerja Bank Mega Syariah diproyeksikan tetap baik hingga akhir tahun.
"Secara keseluruhan, kinerja positif hingga Oktober memberikan dasar yang kuat hingga akhir tahun untuk hasil yang konsisten dan berkelanjutan.
Baca Juga: BNI Pacu Implementasi ESG Lewat Program di Bidang Kesehatan
Hanie menjelaskan, Bank Mega Syariah terus memantau kondisi pasar dan ekonomi secara aktif serta menyesuaikan strategi bisnis dengan tren yang tengah berkembang dengan pendekatan yang selektif serta diversifikasi portofolio pembiayaan yang lebih luas.
"Bank juga memperkuat bisnis di segmen yang memiliki risiko lebih rendah dan potensi pertumbuhan yang stabil demi menjaga kualitas pembiayaan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News