kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.577.000   13.000   0,83%
  • USD/IDR 16.375   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.108   27,96   0,39%
  • KOMPAS100 1.052   -1,07   -0,10%
  • LQ45 828   0,75   0,09%
  • ISSI 212   -0,75   -0,35%
  • IDX30 426   0,83   0,19%
  • IDXHIDIV20 509   1,31   0,26%
  • IDX80 120   -0,25   -0,21%
  • IDXV30 124   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   0,01   0,01%

Pembiayaan Konsumer Bank Mega Syariah Tumbuh 24,1% pada November 2024


Rabu, 04 Desember 2024 / 12:09 WIB
Pembiayaan Konsumer Bank Mega Syariah Tumbuh 24,1% pada November 2024
Teller menghitung uang?di Kantor Cabang Utama Bank Mega Syariah, Jakarta (27/8/2024). PT Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan konsumer sebesar 24,1% secara tahunan (YoY) pada November 2024 menjadi Rp 421 miliar.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan konsumer sebesar 24,1% secara tahunan (YoY) pada November 2024 menjadi Rp 421 miliar.

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi, mengatakan Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR ) menjadi penopang pertumbuhan pembiayaan konsumer dengan total Rp 346 miliar, tumbuh 23,8% YoY. Sedangkan, pembiayaan Pembiayaan Tanpa Agunan (PTA ) mencapai Rp 74,9 miliar, naik 25,6% YoY.

Ia menyampaikan bahwa Bank Mega Syariah fokus mengembangkan pembiayaan konsumer di 2024. Produk yang ditawarkan meliputi Flexi Home, pembiayaan properti dengan harga spesial; Flexi Sejahtera, pembiayaan rumah bersubsidi; dan Flexi Mitra, pembiayaan tanpa agunan untuk pegawai perusahaan mitra Bank Mega Syariah.

Baca Juga: Bank Mega Syariah Menargetkan DPK Tumbuh Sekitar 11% Pada Tahun 2024

"Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan, Bank Mega Syariah akan fokus pada optimalisasi cross-selling produk-produk syariah yang relevan dengan kebutuhan nasabah, serta memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan strategis,” ujar Raksa dalam keterangan resmi, Rabu (4/12).

Sementara itu, ia menilai kenaikan UMP juga menjadi peluang bagi masyarakat untuk mulai merencanakan keuangan dengan lebih baik, termasuk permintaan pembiayaan perbankan. Di mana, pemerintah telah menetapkan kenaikan upah minimum sebesar 6,5% di tahun 2025.

"Kenaikan ini berpotensi memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat," ujarnya.

Raksa mengatakan pendapatan yang meningkat membuat masyarakat memiliki kemampuan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meningkatkan konsumsi, hingga memanfaatkan layanan keuangan, termasuk menabung dan mengakses fasilitas pembiayaan.

Baca Juga: Gandeng Manulife Aset (MAMI), Bank Mega Syariah Hadirkan 6 Produk Reksadana Syariah

“Dengan pendapatan yang lebih tinggi, masyarakat cenderung lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang membutuhkan pembiayaan, seperti rumah, kendaraan, atau kebutuhan lainnya,” ungkap Raksa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×