kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga September, laju kredit konsumer masih seret


Selasa, 03 November 2020 / 11:47 WIB
Hingga September, laju kredit konsumer masih seret
ILUSTRASI. Warga menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM) di salah satu galeri ATM di jakarta, Rabu 98/4). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/04/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit konsumer perbankan mulai melambat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per September 2020 realisasi kredit konsumsi baru tumbuh sebesar 0,75% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.538,2 triliun. Bila dirinci secara year to date (ytd) posisi tersebut turun sekitar 1,35%. 

Meski begitu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh menjelaskan pada akhir September 2020 sebenarnya pertumbuhan kredit mulai beranjak secara bulanan atau month on month (mom). Kredit konsumer tercatat sudah naik 0,55% secara bulanan. Walau tipis, pertumbuhan itu menandakan tren perbaikan kredit mulai terlihat. 

Di sisi lain, Wimboh juga memaparkan bahwa per September 2020 secara total kredit memang lambat, dengan pertumbuhan hanya sebesar 0,12% yoy. Meski begitu secara bulanan sudah naik 0,16% mom.

Baca Juga: Terima dirut BNI, Wamendag jajaki kerjasama pelatihan keuangan ekspor UMKM

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengamini ada potensi kenaikan kredit di kuartal IV 2020. "Dengan didukung berbagai kebijakan dari Bank Indonesia (BI), OJK dan pemerintah diharapkan bisa menumbuhkan permintaan kredit dan kita harapkan pertumbuhan bulanan ini terus berlanjut," kata Heru dalam video conference, Senin (2/11). 

Sementara itu, beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id mengamini kalau jumlah permintaan kredit konsumsi belum terlalu deras akibat masih terdampaknya daya beli masyarakat. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya yang mencatatkan kredit konsumer turun 9,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 141,66 triliun per September 2020.

Kalau diperinci, perlambatan itu terjadi di seluruh jenis kredit konsumer. Terbesar antara lain kredit kendaraan bermotor (KKB) yang menurun 19,3% yoy dari Rp 47,82 triliun di September 2019 menjadi Rp 38,57 triliun. Disusul oleh tren transaksi kartu kredit yang melambat, juga membuat realisasi bisnis kartu kredit BCA turun 18,5% yoy menjadi Rp 10,92 triliun. 

Hanya kredit pemilikan rumah (KPR) BCA saja yang mencatat penurunan single digit sebesar 3,1% per akhir kuartal III 2020 lalu. Direktur BCA Santoso Liem menilai hal tersebut masih dalam batas wajar, mengingat di tengah pandemi Covid-19 permintaan kredit di sektor perbankan memang masih dalam proses pemulihan. "Sejalan dengan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis," kata Santoso, Senin (2/11). 

Baca Juga: Dibeli Chairul Tanjung, Bank Harda bakal penuhi ketentuan POJK 12

BCA berharap, dengan berada di tengah masa transisi PSBB pertumbuhan kredit konsumer BCA bisa lebih positif. Tapi, bank swasta terbesar di Tanah Air ini tidak mematok target untuk target konsumer di tahun ini. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×